SUKABUMITIMES.COM – Perguruan Pencak Silat Sang Maung Bodas yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Dzikir Al-Fath Sukabumi menyelenggarakan Kejuaraan Festival Pencak Silat Tingkat Nasional Jurus Khas Aliran Sang Maung Bodas dan Festival Oltrad Boles – Adu Lisung yang diselenggarakan di Aula Syekh Quro Ponpes Modern Dzikir Al-Fath Sukabumi pada 13 – 18 Agustus 2024.
Pembukaan festival tersebut dilaksanakan di halaman Ponpes Modern Dzikir Al-Fath Sukabumi pada Selasa (13/8/2024). Hadir dalam kesempatan tersebut ketua harian Pengprov IPSI Jabar Sonny Hersona, Ketua Pengcab IPSI Kota Sukabumi Muhammad Muraz, pengasuh Ponpes Modern Dzikir Al-Fath sekaligus Guru Besar PS Sang Maung Bodas Fajar Laksana, beserta tamu undangan dan santri ponpes.
Pengasuh Ponpes Modern Dzikir Al-Fath sekaligus Guru Besar PS Sang Maung Bodas Fajar Laksana mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan secara kontinue dan berkala di Ponpes ini.
“Alhamdulillah kita bisa mengelar festival Kejuaraan Festival Pencak Silat Tingkat Nasional Jurus Khas Aliran Sang Maung Bodas dan Festival Oltrad Boles – Adu Lisung dan saat ini kita sudah melakukan pembukaan,” kata Fajar Laksana
Fajar Laksana menjelaskan Ponpes Modern Dzikir Al-Fath Kota Sukabumi ini mempunyai beberapa keunggulan, yaitu tahfidz Quran, silat, entrepreneurship dan go internasional. Khusus untuk silat ini diajarkan bahkan sudah dijadikan sebagai muatan lokal (mulok).
“Karena saya juga pesilat sejak kecil bahkan warisan dari turun temurun, maka ketika kita buat sekolah, Ponpes, silat bukan lagi ekstrakurikuler tapi silat sudah ditetapkan sebagai mulok, artinya silat itu menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Selain itu, silat bukan hanya diajarkan di lapangan namun juga diajarkan di dalam kelas dari sisi seni budaya, filosofi, sejarah dan seterusnya,” jelasnya.
Menurutnya, sebagai upaya untuk menjaga, memelihara seni dan olahraga khas asli dari Indonesia ini, maka kita harus melakukan event- event kegiatan.
Yang menjadi masalah bukan pengakuan sikat sebagai budaya dunia, namun bagaimana mempertahankannya karena setelah ditetapkan ini, pihak PBB akan memantau, jika silat tidak ada kegiatannya tidak ada beritanya di media, maka akan dicabut lagi. Memang benar pencak silat diakui sebagai warisan budaya tak benda, namun jika tidak melakukan kegiatan even-even selama dua tahun, bisa saja dicabut dan dialihkan ke negara lain,” beber Gubes PS. Maung Bodas Sukabumi.
Maka sebagai langkah antispasi tersebut, di ponpes Al-Fath ini ada festival yang disebut festival pencak silat Maung Bodas
tingkat nasional.
“Alhamdulillah karena ini di kota Sukabumi, maka ketua IPSI Kota Sukabumi, Muraz, dan ketua harian IPSI Pengprov Jabar yang kita hadirkan, karena memang itulah sikap profesionalisme serta saya sendiri sebagai Guber PS Sang Maung Bodas,”
Fajar mengakui bahwa selama ini pemerintah masih dinilai lamban dalam upayanya melestarikan dan mengembangkan pencak silat supaya semakin membumi di ranah masyarakat.
“Seharusnya sejak ditetapkannya pencak silat sebagai warisan budaya tak benda, secara nasional pencak silat sudah menjadi mulok dalam kurikulum pendidikan nasional, karena kalau dari hanya dari masyarakat agak berat,” ujar Pimpinan Ponpes Modern Dzikir Al-Fath Sukabumi, Fajar Rajasa.
Sementara itu, Ketua Pengcab IPSI Kota Sukabumi, Muhammad Muraz mengaku bangga atas perkembangan pencak silat di kota Sukabumi ini.
“Saya selaku ketua IPSI Kota Sukabumi sangat berbangga hati karena perkembangan silat di kota Sukabumi sangat bagus yang banyak di motori oleh Perguruan Pencak Silat Sang Maung Bodas dibawah naungan Ponpes modern dzikir Al-Fath ini,” kata Muhammad Muraz kepada sukanumitimes.com setelah acara pembukaan kejuaraan festival di halaman Ponpes Modern Dzikir Al-Fath Sukabumi.
Dirinya pun mengaku selama ini merasa masih kurang dalam memberikan perhatian pada pencak silat khususnya di kota Sukabumi.
“Saya merasa selama kurang lebih 5 tahun ini, karena di jakarta terus, sehingga pencak silat merasa kurang terbina, tapi Alhamdulillah karena ada pak Prof. Fajar Laksana selaku sesepuh di IPSI Kota Sukabumi juga sebagai Guru Besar di PS Maung Bodas ternyata bisa mengembangkan terus secara mandiri. Artinya tidak dibantu oleh pemerintah daerah (Pemda) atau yang lainnya, tapi ternyata bisa terus mengembangkan dan berprestasi di tingkat Jabar, nasional, bahkan internasional, bahkan perguruannya pun sudah berkembang di beberapa negara. Saya kira itu kebanggan saya sebagai ketua IPSI,” ucapnya.
Ketika ditanya mengenai sarana dan prasarana IPSI di kota Sukabumi yang sangat minim, Muraz menjawab kalau saya Wali Kota, ya insyaAllah, karena memang saya pecinta silat, pencinta budaya silat, apalagi sekarang silat sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda, kalau tidak dipelihara oleh kita, negara lain juga pingin silat menjadi warisan budaya negara tertentu, masak kita tidak pertahankan.
“Untuk saat ini pemerintah saatnya turun tangan, budaya lokal inikah warisan leluhur kita, ciri khas budaya ini menjadi eksistensi bagi suatu bangsa dan bisa menunjang kemajuan bagi bangsa tersebut,” tambahnya.
Idealnya, pemerintah ya berdayakan yang sudah berkembang itu, yang paling gampang jadikan silat sebagai mulok secara nasional dan itu sudah dimulai di kota Sukabumi sejak 2007 belum mendapatkan perhatian di tingkat yang lain.
“Saat ini provinsi Jabar mengkaji, mudah-mudahan akan menjadikan silat sebagai mulok se-Jabar, mudah-mudahan nanti kita doakan dan juga tingkat nasional, jadi akan berkembang, kalau tidak dibawa ke pendidikan tidak akan berkembang,” pungkasnya.(sya)