SUKABUMITIMES.COM – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengemukakan kemungkinannya Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) membuat fakultas kedokteran atau rumah sakit Muhammadiyah.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri puncak milad UMMI ke 21 di Aula kampus UMMI Kota Sukabumi, Kamis (13/6/2024).
Menurut ketua umum PP Muhammadiyah, Haidar Nashir, saat ini UMMI sedang berkembang setahap lagi menuju kearah itu.
“Sukabumi kalau dilihat mempunyai prospek yang sangat bagus dan pasti akan menjadi salah satu kampus unggulan,” Ujar Haedar Nashir saat diwawancarai sukabumitimes.com setelah acara selesai.
Dirinya juga sudah menginstruksikan kepada rektor UMMI untuk segera mempersiapkan segala sesuatunya, supaya cepat terealisasi.
“Saya menginstruksikan kepada bu rektor untuk mempersiapkan segala sesuatunya, karena SDM kita sudah punya, kemudian link 172 perguruan tinggi, pada saat yang sama melalui Kemendikbudristek, kebijakan-kebijakannya selalu pro pada kemajuan,” tegasnya.
Haedar Nashir menambahkan sekarang ini tidak ada istilahnya Sukabumi itu terisolir, terutama akses yang sulit meski dekat dengan Ibukota Jakarta.
“Keunggulannya Sukabumi sekarang ini mempunyai akses jalan tol, tidak ada lagi Sukabumi terisolasi dan juga dekat dengan Jakarta. Insyaallah UMMI dapat menjadi perguruan tinggi unggulan,” tambahnya.
Tadi juga ditegaskan bahwa UMMI juga akan menjalin kerjasama dengan Kemenkop dan UKM untuk inkubasi usaha dan bisnis kreatif termasuk ekonomi digital.
Secara umum, Ketua Umum PP Muhammadiyah ini juga menyoroti sumbangsih Muhammadiyah terhadap dunia pendidikan. Menurutnya momentum milad ini menjadi tonggak dan akselerasi Muhammadiyah melalui perguruan tingginya unit mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Tapi Muhammadiyah tidak bisa sendiri melainkan bersama pemerintah menjadi satu kesatuan dan bersama seluruh komponen masyarakat lainnya dalam bidang pendidikan, Khususnya pendidikan tinggi,” ujarnya.
Mencermati perkembangan akhir-akhir ini banyak masyarakat, khususnya pihak kampus yang melakukan demonstrasi karena biaya pendidikan sangat mahal.
Lanjut Haedar, seharusnya dunia pendidikan saat ini harus berbasis pada pada basic pendidikan bukan berorientasi pada lembaga bisnis. Maka satu jalur yang diusulkan atau diwacanakan oleh KPK adalah adanya restrukturisasi dana pendidikan 20 persen agar terkonsentrasi pada leading sektor di Kemendikbudristek.
“Titik pointnya adalah dana pendidikan harus seoptimal mungkin dipergunakan untuk kepentingan pendidikan di segala aspek. Termasuk untuk meningkatkan kualitas SDM yang kreatif, SDM yang mampu menguasai ekonomi digital, dalam bidang enterpreneur, entrepreneurship juga harus mengalami reorientasi,” ungkapnya.
Untuk itu, muhamadiyah berharap untuk pemerintahan yang baru nanti perlu melakukan restrukturisasi anggaran pendidikan 20 persen.
“Agar dipakai untuk meningkatkan daya saing SDM dan Muhammadiyah berada di garis itu,” tutupnya.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menambahkan untuk menuju indonesia emas (maju), Indonesia saat ini membutuhkan enterpreneur dan ekonomi baru.
“Dengan harapan mampu menyediakan lapangan kerja baru yang lebih berkualitas. Dan Untuk itu, kita sedang dipersiapkan enterpreneur baru yang berbasis perguruan tinggi. Tentu membutuhkan riset dan dana riset di perguruan tinggi untuk menciptakan enterpreneur baru di kampus,” bebernya.
Untuk itu, Teten menjelaskan bahwa pihaknya sudah bekerjasama dengan pihak kampus (UMMI) untuk mempersiapkan inkubator-inkubator di kampus dihubungkan dengan riset, kemudian enterpreneur ini kita hubungkan dengan investor.
“Di Sukabumi inikan terkenalnya dengan sidat. Potensi ini harus dikelola dengan serius, dan juga market yang besar diluar negeri, khususnya di Jepang yang membutuhkan pasokan yang besar. Saya harap ini bisa kita jadikan pilot projek kedepannya,” pungkasnya. (sya)