Oleh: Rafdi, M.A
Ketua Badan Pengurus Harian Yayasan Buana Pratama (Penyelenggara Perguruan Tinggi CBI)
Dan Socrates pun terkulai lemas setelah dipaksa minum racun oleh Penguasa Athena kemudian wafat 399 M, meninggalkan hembusan nafas yang terakhir. Hembusan nafas itu tertoreh dalam sejarah untuk kemudian sejarah yang menobatkannya sebagai Tokoh utama filsuf Barat.
Catatan Socrates kisah pilu tentang campur aduk yang dipaksakan secara otoriter, antara kekuasaan dengan keilmuan dan kebenaran. Para Penguasa Athena merasa bahwa mereka adalah sumber berfikir dan kebenaran yang enggan disaingi.
Pemikiran dan kebenaran yang diajarkan Socrates dipandang oleh penguasa Athena merusak generasi muda. Padahal landasan berfikir yang diajarkannya merupakan dasar keilmuan terkini serta patokan berpijak yang didengungkan pada berbagai mimbar akafemis dan kebebasan betfikir serta dasar mutlak tentang kadar ilmiah : berpijak pada penalaran/knowledge, empiris/pengamatan , obyektif/sesuai fakta.
Socrates salah seorang filsuf yang membuka lembaran tahap.berfikir setelah sebelumnya tahap berfikir manusia berada dalam kegelapan: menjawab masalah secara mithos dan meta fisik yang kadarnya lebih absurd (samar) dibanding try and error.
Mithos yang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, hingga kemudian seiring waktu kita menyebutnya sebagai dongeng dan legenda. Pada keseharian terkini mithos dan legenda bukanlah lagi sebagai sumber kebenaran/ilmu tetapi menjadi nina bobok, lantunan dongeng seorang ibu di malam hari, menghantar anaknnya untuk terlelap.
Tidaklah masuk akal (ilmiah) legenda tentang asal usul terjadinya Gunung Tangkuban Perahu. Demikianpun tak kalah tinggi nilai dongengnya tentang batu Malin Kundang berasal dari perahu.
Sebagaimana buah fikiran Socrates tentang mengedepankan bernalar/berfikir, empirik , dan obyektif mengalami perkembangan yang pesat atas daya bangun persfektif dan metode yang digunakan dan dikembangkan.