SUKABUMITIMES.COM – Styrofoam telah menjadi bahan yang populer dalam dunia dekorasi, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Untuk meningkatkan estetika dari dekorasi yang dibuat, styrofoam sering dicat dengan berbagai warna.
Namun tahukan Anda bahwa Polystyrene foam yang sering dikenal dengan sebutan styrofoam sendiri merupakan sebuah jenis busa dengan ukuran sel yang sangat kecil rata-ratanya. Bahan ini terkenal karena stabilitas kekerasan dan kestabilan termalnya yang sangat baik.
Di lapangan tidak sedikit penggunanya kebingungan, ketika hendak memotong styrofoam tersebut. Apalagi selama ini alat potong styrofoam yang tersedia di pasaran umumnya berukuran kecil, dengan lebar potong sekitar 10 cm. Ironisnya, untuk memotong styrofoam ukuran besar, mereka harus melakukannya secara manual.
Untuk mengatasi masalah ini, tim pengabdian dari Politeknik Negeri Bandung menawarkan solusi berupa pembuatan alat potong yang termodifikasi khusus untuk styrofoam ukuran besar. Inovasi tersebut diklaim mampu mengurangi waktu pengerjaan produksi dan membuat limbah styrofoam lebih seragam dan mudah dikelola.
“Program pengabdian yang kami laksanakan kali ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang berfokus pada penghematan penggunaan styrofoam secara berulang serta pemanfaatan limbah styrofoam sebagai perekat,” kata Anggota Tim Pengabdian dari Politeknik Negeri Bandung, Rony Pasonang Sihombing, S.T., M.Eng, Senin (26/8).
Program yang dipimpin oleh Ir. Bambang Soeswanto, M.T dari Politeknik Negeri Bandung itu berfokus pada pembuatan alat bantu potong PF dengan ukuran yang lebih besar, yaitu antara 1,2 meter x 2 meter hingga 1,2 meter x 3 meter.
“Memang benar selama ini alat potong styrofoam yang tersedia di pasaran umumnya berukuran kecil dengan lebar potong sekitar 10 cm, nah alat seperti itu tidak bisa memenuhi kebutuhan mitra kami yang merupakan pelaku usaha dekorasi di kota Bandung. Oleh karenanya mereka memotong styrofoam yang berukuran besar secara manual,” ungkapnya.
Pihaknya menilai, aktivitas manual ini memiliki beberapa kekurangan, di antaranya adalah waktu pengerjaan yang memakan waktu cukup lama, yaitu antara 2 hingga 3 jam per lembar. Selain itu, limbah styrofoam yang dihasilkan sulit dikumpulkan karena ukuran potongan yang variatif.
Sejumlah pendekatan dilakukan Tim Pengabdian dari Politeknik Negeri Bandung, dalam program pembuatan alat potong yang termodifikasi khusus untuk styrofoam ukuran besar tersebut seperti persiapan, desain, pembuatan alat, uji coba, sosialisasi, dan monitoring.
“Proses dimulai dengan persiapan yang melibatkan identifikasi kebutuhan dan spesifikasi dari alat potong yang akan dibuat. Selanjutnya, tim merancang alat potong dengan mempertimbangkan ukuran dan jenis pemotongan yang diperlukan,” ujar Rony Pasonang Sihombing, S.T., M.Eng.
Pembuatan alat potong dilakukan dengan perhatian khusus pada detail teknis untuk memastikan alat tersebut dapat berfungsi dengan baik dalam memotong styrofoam ukuran besar. Setelah alat selesai dibuat, tahap uji coba dilakukan untuk memastikan bahwa alat dapat memotong styrofoam dengan efisien dan efektif. Proses uji coba ini juga membantu dalam penyesuaian akhir alat untuk memastikan kinerjanya optimal.
Sosialisasi juga dilakukan untuk memperkenalkan alat potong baru ini kepada Mitra dan memberikan pelatihan tentang cara penggunaannya. Hal ini penting agar Mitra dapat memanfaatkan alat ini secara maksimal dan memperoleh manfaat dari peningkatan efisiensi dalam proses pemotongan styrofoam.
“Monitoring dilakukan untuk mengevaluasi kinerja alat potong setelah digunakan dalam produksi sehari-hari. Tim pengabdian memantau penggunaan alat dan mengumpulkan umpan balik dari Mitra untuk melakukan perbaikan atau penyesuaian yang diperlukan,” ucapnya.
Program ini didukung oleh kepakaran para anggota tim yang memiliki latar belakang dalam berbagai bidang, seperti teknik kimia, analis kimia, bahan konstruksi, dan proses reaksi. Anggota tim yang terlibat dalam program ini meliputi Rony Pasonang Sihombing, S.T., M.Eng; Tifa Paramitha, S.T., M.T; Robby Sudarman, S.Si., M.T; dan Alfiana Adhitasari, S.T., M.Eng.
Tentunya, kepakaran mereka sangat berperan dalam memastikan bahwa alat potong yang dikembangkan memenuhi standar kualitas dan fungsionalitas yang diharapkan.
Pelaksanaan program memakan waktu selama enam bulan, mulai dari tahap persiapan hingga pelatihan penggunaan alat. “Hasil dari program ini adalah sebuah alat potong termodifikasi yang telah terbukti mampu mengurangi waktu pemotongan bentuk bulat dari yang sebelumnya 1 hingga 2 jam menjadi hanya 10 menit,” imbuhnya.
Selain itu, limbah hasil pemotongan styrofoam dapat dikumpulkan dengan lebih mudah berkat metode pemotongan yang memanfaatkan panas kawat yang dialiri listrik serta lengan pemotong yang dapat disesuaikan. Dengan adanya alat ini, Mitra dapat meningkatkan efisiensi produksi mereka dan mengelola limbah styrofoam dengan lebih baik.
Secara keseluruhan, program pengabdian ini telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan alat potong styrofoam yang lebih efisien. Inovasi ini tidak hanya membantu dalam mengurangi waktu pengerjaan tetapi juga mempermudah pengelolaan limbah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan dalam industri dekorasi.(rls)