SUKABUMITIMES.COM – Ketika memasuki kawasan Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Hayyatan Toyyibah kesan pertama yang nampak adalah bersih, Asri, dan sejuk, sehingga siapapun yang memasuki sekolah tersebut merasa betah.
Apa yang dituai hari ini tentu berkat kerja keras dari semua pihak keluarga besar SMP IT Hayyatan Toyyibah. Kesadaran pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat, tumbuh dan berkembang melalui proses yang lama, terutama pada peserta didik, dari awal masuk sekolah terus ditanamkan pentingnya lingkungan Yang asri.
Kepala SMP IT Hayyatan Toyyibah, Sutrisno mengatakan bahwa sebenarnya apa yang kita hasilkan hari ini juga tidak lepas dari pengamalan atau implementasi dari Projek Pembuatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
“Kebetulan SMP IT Hayyatan Toyyibah itu kan sekolah penggerak angkatan pertama, dimana didalamnya ada P5 yang salah satunya tentang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia. Dimana salah satu berakhlak mulia diejawantahkan pada cinta lingkungan yang kemudian kita kembangkan,” kata Kepala SMP IT Hayyatan Toyyibah, Sutrisno, kepada sukabumitimes.com, beberapa waktu lalu.
Kecintaan lingkungan bagi peserta didik SMP IT Hayyatan Toyyibah semakin lengkap, manakala mereka mempunyai komunitas cinta lingkungan yang diberi nama Gerakan Cinta Lingkungan (GCL).
“Disitu Memang anak-anak itu senang dan cinta lingkungan, menjaga lingkungan. Pada saat ada sampah plastik mereka buat daur ulang supaya tidak di buang percuma,” ungkapnya.
Melalui GCL SMP IT Hayyatan Toyyibah ini, peserta didik dilatih untuk mengolah atau mendaur ulang sampah-sampah yang dirasa tidak berguna menjadi barang yang bisa dimanfaatkan lagi.
“Bahkan anak-anak sempat membuat paving blok, sampah plastik dibakar dibuat bubur lantas dicetak jadi paving blok. Luar biasa ini anak-anak yang masih SMP sudah kreatif banget dan bisa berkarya mendaur ulang sampah plastik,” semangatnya.
Sutrisno melanjutkan bahkan melalui komunitas ini, peserta didik juga dilatih untuk mengolah sisa-sisa buah kemudian dibuat ekoenzim yang hasilnya bisa untuk pewangi ruangan, bisa juga unit onta jerawat.
“Supaya kita tidak salah, terutama ekoenzim itukan bahan kimia, makanya kita kerjasama dengan pihak luar, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi juga merekomendasikan pelatih atau narasumber yang juga komunitas pecinta lingkungan dan sengaja kita hadirkan disini jadi narasumber dan juga memberikan pengarahan bagaimana mengolah sampah tersebut sehingga bisa menjadi produk,” urainya.
“Jadi kami tidak salah, jangan sampai kita sok tahu hanya belajar dari internet takutnya salah, maka kami hadirkan ahlinya yang mereka sudah memproduksi,” tambah Sutrisno.
Selain itu, kegiatan lain yang dilakukan oleh komunitas pecinta lingkungan ini juga Kami sempat mengolah sampah kertas untuk dimanfaatkan jadi kertas yang berguna lagi.
“Prosesnya sampah kertas kita buat jadi bubur dan kemudian dicetak langsung jadi kertas lagi. Dan anak-anak praktek langsung itu, akhirnya mereka punya wawasan dan pengetahuan tambahan, bahwasannya kalau ada sampah kertas mereka kumpulin kemudian dihancurkan jadi bubur lantas dicetak jadi kertas yang lebih tebal. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk buat tulisan, Seperti Asmaul Husna, dan lain-lain,” ujarnya.
Khusus dalam memperingati hari lingkungan hidup sedunia tahun 2024 ini, SMP IT Hayyatan Toyyibah juga tidak ketinggalan dengan mengelar berbagai even, seperti bebersih lingkungan sekolah, bikin mozaik untuk cinta bumi, dan juga anak-anak membuat status di medsos masing-masing tentang menjaga bumi, kampanye jaga bumi.
“Komunitas GCL ini juga mempunyai media sosial, setiap kegiatan mereka upload sebagai upaya kampanye cinta lingkungan,” pungkasnya. (sya).