SUKABUMITIMES.COM – Ka’bah yang berada di Mekkah Al Mukaromah bagi umat Islam sebagai kiblat ketika menjalankan ibadah sholat, sehingga harus betul-betul tepat dan akurat. Untuk itu, ketika terjadi fenomena matahari melintas diatas Ka’bah (Peristiwa Istiwa Azam), kita sebagai umat Islam diharapkan untuk melakukan ukur kembali arah kiblat.
Peristiwa Istima Azam yang terjadi pada tanggal 27 dan 28 Mei 2024 M bertepatan tanggal 18 dan 19 Zulkaidah 1445 H pada pukul 16 :18 WIB.
Sebagaimana himbauan dari Kementerian Rgama (Kemang) Kota Sukabumi Nomor: B-131/Kk.10.18/II/PP.00/05/2024 tentang Kegiatan Pengukuran Arah Kiblat baik di Masjid, Mushola, Pondok Pesantren dan Madrasah yang digunakan untuk melaksanakan ibadah shalat dan menyertakan guru,siswa/i dan para santri dan sekaligus menyukseskan Hari Sejuta Kiblat, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Darut Tarbiyah MAN 1 Kota Sukabumi menyelenggarakan kegiatan pengukuran kembali arah kiblat tersebut di Masjid Darut Tarbiyah MAN 1 Kota Sukabumi, Senin (27/5/2024).
Dalam pengukuran arah kiblat ini, pihak DKM Darut Tarbiyah MAN 1 Kota Sukabumi melibatkan semua unsur, mulai dari para guru dan semua siswa tanpa terkecuali.
Ketua DKM Darut Tarbiyah MAN 1 Kota Sukabumi, Undang Hartono mengungkapkan hari ini merupakan saat yang tepat untuk meluruskan arah kiblat kembali, kami sengaja melibatkan para guru dan siswa-siswi praktek langsung cara menentukan arah kiblat dengan memanfaatkan matahari.
“Alhamdulillah, guru, Ikatan Remaja Masjid (IRMA) dan siswa-siswa yang memiliki minat terhadap Astronomi antusias mengikuti kegiatan ini,” ucapnya usai mengukur arah kiblat masjid yang berada di kawasan MAN 1 Kota Sukabumi.
Sedangkan Guru Fikih dan Pengasuh Pondok Pesantren (ponpes), Sholehudin mengungkapkan bahwa Hari Sejuta Kiblat ini merupakan suatu moment terbaik untuk memperkenalkan salah satu metode mengukur arah kiblat kepada masyarakat.
“Selama ini pemahaman masyarakat menilai bahwa arah kiblat di Indonesia pasti arah barat. Padahal semestinya arah barat yang condong ke utara. Dengan momen Hari Sejuta Kiblat, masyarakat dapat melihat langsung bagaimana posisi sesungguhnya arah kiblat,” terang Sholehudin.
Sosok yang berprofesi sebagai guru Fikih mengukur arah kiblat dengan memanfaatkan stand mic, di mana bayangan dari tongkat tersebut menjadi tanda arah kiblat yang benar pada saat jam tangannya menunjukkan pukul 16.18 WIB.
“Kita dalam melakukan pengukuran dengan melakukan alat seadanya yang kita miliki, misalnya stand mic ini diberdirikan dan bayangan dari tiang tersebut akan menjadi arah kiblat yang benar, dimana saat pengukuran itu dilakukan telat saat matahari ada diatas Ka’bah, yaitu dipukul 16.18 WIB,” jelasnya.
Sementara itu, PLT. Kepala MAN 1 Kota Sukabumi, Rustandi menyampaikan Hari Sejuta Kiblat merupakan program yang digagas oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Bimas Islam Kemenag RI untuk memanfaatkan Rashdul Kiblat, yakni fenomena saat matahari melintasi tepat di atas Ka’bah.
“Ini program yang bagus dan tepat untuk memberikan pembelajaran kepada semua siswa MAN 1 Kota Sukabumi khususnya dan umat Islam untuk memperbarui arah kiblatnya,” ujar Plt. Kepala MAN 1 Kota Sukabumi, Rustandi.
Rustandi melanjutkan fenomena matahari melintas tepat diatas Ka’bah ini bertepatan dengan tanggal 27 Mei 2024 pukul 16.18 WIB.
“Sehingga Kemenag RI menargetkan ada satu juta masyarakat Indonesia yang memanfaatkan fenomena ini untuk mengukur ulang arah kiblat, masjid, musala, dan tempat tinggalnya,” pungkasnya. (sya)