SUKABUMITIMES.COM – Wirasena Rukasah salah satu dari lima mahasiswa Manajemen Agribisnis Sekolah Vokasi IPB University Kampus Sukabumi mengatakan hanya dengan Rp23 ribu sudah bisa menikmati bagaimana kerenyahan Mochi Crackers (Mokers).
Ini diungkapkan Wirasena Rukasah yang didampingi oleh Intan Nadyma Arista pencetus inovasi Mokers di sela-sela bazar UMKM Sukabumi di IPB kampus Sukabumi pada Minggu (18/5/2025).
Kelima mahasiswa tersebut adalah Intan Nadyma Arista, Sindi Rustilawati, Dewi Lestari, Muhammad Hibar Pangestu, Wirasena Rukasah.
Wirasena menceritakan bagaimana pertama kali, ia dan kelompoknya berinisiatif dan berinovasi menciptakan Mochi yang tahan lama dan tentu saja mempunyai sensasi tersendiri jika memakannya.
“Kami berlima pertama kali menjalankan star up yang diberi nama Metamormochi ini sejak awal semester lima dan mempunyai produk yaitu Mochi Crackers (Mokers),” awal ceritanya.
Dirinya beserta keempat lainnya mempunyai pemikiran berinovasi membuat Mokers ini sebenarnya berawal dari tugas star up kami dan kemudian mencoba melihat apa sih makanan khas kota Sukabumi itu yang bisa di up lagi ke khalayak umum.
“Makanya kemudian kami mengambil mochi tersebut dan melakukan inovasi,” kata Wirasena Rukasah
Ia melanjutkan, Mokers ini adalah suatu inovasi olahan makanan yang berasal dari salah satu makanan khas kota Sukabumi, yaitu Mochi.
“Kami mencoba Ini mengambil salah satu permasalahan yang sering menghantui para pelaku usaha mochi di kota Sukabumi, yakni masa kadaluarsa yang singkat dan tidak tahan lama,” lanjutnya.
“Nah untuk itu, kami hadir untuk memberikan solusi, yaitu Mokers, yaitu suatu inovasi dari produk yang serupa, yakni moci yang seperti pada umumnya, namun mempunyai keunggulan daya tahan yang lebih lama, karena mochi ini kering,” tambahnya.
Berkaitan dengan pemasaran, Mokers sudah bisa dibeli di salah satu toko oleh-oleh yang terletak di jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi.
“Kita juga sudah melayani pesanan secara online dari luar kota guna memenuhi permintaan. Jadi masih sesuai dengan pemesanan, artinya ada pesanan baru kita buatkan dan kemudian kita kirimkan ke kota yang dimaksud,” ujarnya.
Untuk bisa memesan mokers ini, pecinta mochi bisa menghubungi Instagram @mochi.crackerss atau di Shopee dan Tokopedia dengan alamat yang sama mokers.
“Kami mempunyai rencana ke depannya untuk bisa melakukan ekspor Mokers. Dengan melihat dari segi waktu dan persiapan, kita merencanakan paling tidak tiga tahun ke depan kita akan melakukan ekspor,” harapnya.
Bahkan mereka berlima mempunyai komitmen setelah menyelesaikan kuliah di IPB Sukabumi ini akan mengembangkan secara profesional akan inovasi mochi ini.
“InsyaAllah kami seriusin, karena ini merupakan ini suatu produk inovasi dan saya kira cocok untuk masyarakat umum,” tekadnya
Apa yang sudah dilakukan sejauh ini, masih ungkap Wirasena, pasti tidak lepas dari dukungan dan dorongan pihak kampus.
“Alhamdulillah pihak kampus sangat mendukung sekali atas star up kami ini,” jelasnya.
Kami juga optimis mempunyai prospek yang bagus. Karena mokers ini cocok untuk semua umur, mulai dari anak-anak hingga dewasa menyukainya. Bentuknya juga lucu, pasti buat anak tertarik.
“Kelebihan Mokers dibanding dengan mochi lainnya adalah mempunyai daya kadaluwarsa lebih lama. Mokers ini bisa tahan sampai 1 bulan tanpa bahan pengawet. Dari sisi packaging lebih menarik dan tentu saja lebih higienis, karena menggunakan tempat penyimpanan yang lebih tertutup,” urainya.
Pihaknya mempunyai mempunyai harapan, terutama kepada pihak kampus untuk lebih mendukung setiap kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh mahasiswanya.
Masih ditempat yang sama, Intan Nadyma Arista menambahkan apa yang melatarbelakangi sehingga bisa sampai mempunyai inovasi untuk membuat mokers.
“Pada awalnya, kita mempunyai tugas untuk membuat jurnal ilmiah. Dari situlah kita mencari permasalahan, dikarenakan kita berasal dari IPB Kampus Sukabumi sehingga kita mencari sesuatu yang ikonik dari kota Sukabumi itu salah satunya mochi,” ungkapnya.
Sehingga akhirnya mencoba mencari tahu akar masalah dengan cara mewawancarai produser Mochi di kota Sukabumi.
“Dari hasil wawancara tersebut ternyata mereka mempunyai permasalahan yang sama, yaitu terkait dengan daya tahan mochi yang hanya tidak terlalu lama dan mudah basi sehingga menghambat untuk melakukan ekspor Mochi ini,” urainya.
Dari permasalahan itu ternyata, Intan dan kelompoknya tergugah untuk mencoba berinovasi supaya Mochi ini mempunyai daya tahan lama dan bisa untuk di ekspor.
“Sehingga finalisasinya itu berbentuk crackers. Tapi sebelumya pernah kami mengunakan vakum, ternyata susah dan justru pecah. Kemudian dengan sedikit mengubah tekstur, sehingga finalisasinya tadi ya crackers,” jelasnya.
Untuk mendapatkan hasil final dengan bentuk crackers ini, mereka membutuhkan waktu kurang lebih dua hingga tiga bulan.
“Dengan percobaan antar 4 sampai 5 kali uji coba dengan waktu 2 hingga 3 bulan,” pungkasnya. (sya)