SUKABUMITIMES.COM – Petani sampai hari ini masih dianggap pekerjaan yang rendah, tidak heran jika masyarakat terutama kaum muda enggan untuk terjun ke bidang ini.
Jika dilihat, bagaimana banyaknya kaum urban dari kalangan muda, mereka meninggalkan kampung halaman menuju ke kota untuk mencari pekerjaan. Sehingga, sangat tampak para petani yang sudah pada udzur.
Kalau boleh dibandingkan petani dari kaum muda saat ini kemunginan 1 : 50, artinya setiap pemuda yang mau menjadi petani, maka ada orang tua yang sudah bermata pencaharian sebagai sebagai petani.
Beda dengan pemuda yang satu ini, anak muda asal Panjalu Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ini mau menjadi petani adalah pilihan dan dijadikan sebagai mata pencarian.
Anak muda yang bernama Ujang Solehudin (21) dengan bangganya memperkenalkan dirinya seorang petani milenial bidang hortikultura.
Ujang Solehudin dalam kanal YouTube Naik Kelas, menuturkan tanaman yang menandai komoditas utama dirinya adalah tanaman cabai.
“Pekerjaan saya sehari-hari, saya menekuni di bidang petani holtikultura, khususnya petani cabai,” tuturnya.
Lantas bagaimana seorang Ujang Solehudin bisa menjadi petani holtikultura?
Seperti anak muda yang lain, selepas lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) , dirinya juga merantau ke kota besar, di Jawa Barat. Disana ditawari kerja di suatu perusahaan.
Dalam perjalanannya, dirinya mulai berpikir lebih jernih, bagaimana kalau membuka usaha sendiri, dari pada harus kerja pada orang lain.
“Disinilah saya mulai berpikir, enak ya yang jadi atasan, ditambah lagi saya pernah dengar motivasi dari nada, kurang lebih seperti ini jangan harap jadi pekerja , tetapi berharaplah jadi pemilik,” ujar Ujang.
Nah berawal dari sinilah, saya termotivasi untuk melakukan usaha sendiri daripada harus kerja pada perusahaan orang lain.
“Oh iya ya, daripada memperkaya orang lain, lebih baik memperkaya diri sendiri,” kata Ujang.
Dalam perjalanannya pun tidak lah semulus yang kita kita, selepas resign dari kerja dan pulang ke rumah, Ujang juga sempat mengalami kebingungan untuk memulai usahanya.
Pas saja, Ujang Solehudin adalah lulusan SMK Pertanian dan ayahnya juga seorang petani, akhirnya ia memberanikan diri untuk terjun di bidang pertanian ini. Terhitung, Ujang telah menekuni profesi sebagai petani sejak tahun 2019 dan masih berjalan hingga sekarang alias kurang lebih lima tahun.
Dalam prosesnya, pria 21 tahun ini menanam cabai sebanyak dua kali dalam setahun dan sisanya menanam sayuran jenis yang lain.
“Saya untuk tanaman cabai ini dalam setahun nanam dua kali, sisanya saya nanam sayuran jenis lain,” ujarnya.
Alasannya, karena dari waktu penanaman cabai hingga panen cukup menyita waktu yang cukup lama.
Dan panen cabai dianggap sebagai penghasil pokok, sedangkan sayuran yang lain sebagai sampingan Seperi tomat dan mentimun.
Siapa sangka ternyata penghasilan dari bertani cabai penghasilannya sangat besar.
Ujang mengungkapkan bahwa dirinya memiliki 20 ribu tanaman cabai dengan estimasi setiap tanaman menghasilkan 1 kilogram.
Dari 20 ribu tanaman cabai tersebut, berarti kalau harga di pasaran itu Rp20 ribu perkilogramnya, maka dalam setiap panen akan menghasilkan Rp400 juta.
Jika dikurangi dengan biaya tanam dan perawatan, sekitar Rp100 juta, maka Ujang petani cabai asal Ciamis ini masih mengantongi keuntungan Rp300 juta.***