SUKABUMITIMES.COM – Sekolah Menengah Pertama (SMP) IT Hayatan Thayyibah menggelar sekaligus menutup Gebyar Bulan Bahasa Dua di lapangan Sekolah pada Sabtu (26/10/2024).
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Sukabumi Punjul Saepul Hayat, Kepala Bidang (Kabid) Pendas Disdikbud Kota Sukabumi Martin Wahyudi, Jajaran Forkopimcam Gunungpuyuh atau yang mewakili, Kepala SMP IT Hayatan Thayyibah Sutrisno, serta tamu undangan dan peserta lomba.
Dalam pidatonya, Kepala SMP IT Hayatan Thayyibah Sutrisno mengutarakan, bahwa gebyar bulan Bahasa 2 adalah perayaan bukan sekedar rangkaian kegiatan tetapi lebih dari itu.
“Ini merupakan ajang untuk merayakan keindahan bahasa sebagai medium Komunikasi dan ekspresi jiwa di tengah gempita yang semakin global, bahasa Menjadi penghubung antar budaya, penyatu perbedaan, serta jembatan untuk saling memahami dan menghargai,” kata Sutrisno dihadapan para pengunjung penutupan bulan bahasa 2 SMP IT Hayatan Thayyibah.
Sutrisna menjabarkan, dalam perhelatan ini para siswa tidak hanya di ajak untuk menggali kemampuan berbahasa, tetapi juga untuk memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kata-kata.
“Bahasa adalah cermin peradaban. Melalui berbagai kegiatan kreatif dalam gebyar bulan bahasa ini, siswa diharapkan mampu mengasah kepekaan berbahasa, sekaligus untuk menanamkan cinta pada kebudayaan bangsa,” jabarnya.
Gebyar bahasa dua ini mengambil tema “Gema Bahasa Sebagai Wujud Identitas Karakter Pelajar Pancasila”.
“Gebyar bahasa dua hadir sebagai wujud komitmen SMP IT Hayatan Thayyibah dalam mencetak generasi yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi bijak dalam bertutur kata” ungkapnya.
Sementara itu, Kadisdikbud Kota Sukabumi Punjul Saepul Hayat melalui pidatonya mengungkapkan sangat berterimakasih kepada seluruh tamu yang hadir, terutama kepada seluruh jajaran forkopimcam Gunungpuyuh, yakni dari Polsek, Koramil.
“Serta Kepala SMP IT Hayatan Thayyibah, dan tamu undangan semuanya serta tidak ketinggalan kepada awak media yang ikut hadir dalam kegiatan ini serta yang secara terus membantu memantau perkembangan kegiatan SMP IT Hayatan Thayyibah Kota Sukabumi ini,” ungkapnya.
Punjul melanjutkan, kondisi terkini di SMP IT Hayatan Thayyibah saat ini sudah mulai banyak perubahan, dari sisi sarana dan prasarana, yang tadinya belum tertata sekarang sudah tertata, rapi dan baik.
Kadisdik bersyukur kepada Allah SWT Bahwa sampai saat ini kita masih diberikan karunia, sehingga dapat berkumpul.
“Sholawat dan salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai teladan terbaik kita, dalam menjalani kehidupan penuh makna dan kebajikan,” syukur Punjul.
Menurut Kadisdik, gebyar Bulan Bahasa dua SMP IT Hayatan Thayyibah Kota Sukabumi merupakan acara yang sangat istimewa
“Gelar bulan bahasa dua bukan hanya perayaan dan seremonial belaka, tetapi miliki makna dan tujuan yang sangat dalam, yaitu untuk menghidupkan kembali dan merawat bahasa terutama bahasa daerah kita,” lanjutnya.
Di Kota Sukabumi saat ini, banyak anak dalam keluarga sudah sangat jarang mengunakan bahasa daerah seperti bahasa Sunda, bahasa Jawa, atau bahasa yang lainnya.
“Di Indonesia hampir memliki 700 bahasa daerah dan 700 suku bangsa, akan tetapi ada sebelas bahasa di Indonesia sudah punah sama sekali,” ujar Kadisdik yang murah senyum ini.
Dirinya Berharap, kepunahan bahasa ini jangan sampai terjadi pada bahasa yang lain. Walaupun dalam Sumpah Pemuda disebutkan, kita satu bahasa Indonesia tetapi tidak dimaknai untuk menghilangkan bahasa-bahasa daerah sebagai kekayaan, keluhuran budaya bangsa Indonesia.
Bahasa daerah bukan sekedar alat komunikasi tetapi menjadi cerminan sejarah, nilai dan kebijaksanaan yang di wariskan luhur kita, Kadisdik setuju bahwa dalam bulan bahasa bukan sekedar cerita dongeng, ataupun pantun tapi diwarnai berbagi kegiatan seni , seperti seni tari, seni rupa, seni angklung, dan pemanfaatan barang bekas yang di sulap menjadi fashion beragam warna.
Berbicara tentang sampah, Kadisdik akan berusaha merubah paradigma terutama di unit-unit sekolah, sampah harus di pandang bukan sebagai barang yang harus di buang.
“Akan tetapi harus bisa dijadikan barang mentah untuk diolah menjadi bahan setengah jadi ataupun bahan jadi. Seperti bahan plastik bisa di olah menjadi biji plastik, dan ini akan menjadi nilai tambah,” bebernya.
Sampah organik, menurut Kadisdik bisa di jadikan bahan pupuk organik dan kertas- kertas sampah bisa di jadikan bubur sampah bisa di bentuk menjadi seni karya yang punya nilai jual.
Kadisdik berharap SMP IT Hayatan Thayyibah menjadi pionir untuk menjadikan paradigma kita terhadap sampah, dimana sampah harus bisa dimanfaatkan dengan sebaik baiknya.
Dirinya mempunyai harapan kepada seluruhnya, agar mampu menanamkan rasa cinta akan bahasa daerah kepada generasi muda, agar mereka menyadari pentingnya melestarikan budaya daerah sebagai bagian dari identitas bangsa.
“Di era modern ini tantangan kita adalah, bagaimana mempertahankan bahasa daerah di tengah arus globalisasi dan pasar bebas. Disini peran kita semua baik sekolah, guru dan elemen masyarakat,” pungkasnya. (rus)