Berbagai kesibukan yang dihadapinya, Zaenal Arifin Seorang Kepala SMA Pesantren Terpadu (PT) Hayatan Thayyibah selalu menjalaninya dengan penuh keyakinan. Dengan menanamkan manajemen yang baik, menanamkan spirit berkah, dan memastikan pendidikan anak adalah hal yang utama. Bagaimana Zaenal Arifin mewujudkan semua itu? Ikuti ulasan sukabumitimes.com berikut ini:
SUKABUMITIMES.COM – Perjalanan panjang Zaenal Arifin mengabdikan diri di lingkungan yang saat ini membesarkan namanya bukanlah perjalanan yang instan, namun melalui proses yang berliku dan dijalaninya dengan penuh kesabaran.
Kuncinya, dari semua itu tidak lain kemampuan diri dalam memanage antara kepentingan keluarga, sekolah dan lingkungannya.
Dirinya memulai mengabdikan di SMA PT Hayatan Thayyibah dari nol, dimana beliau awal memasuki dari proses seleksi yang sangat panjang.
“Saya mulai masuk ke SMA Hatoy ini dari tahun 2003, artinya saya sudah mengabdikan diri di lembaga yang sarat dengan prestasi ini kurang lebih 21 tahun,” kata Zaenal Arifin kepada sukabumitimes.com.
Artinya apa? Kalau dalam bahasa psikologi angka 21 tahun, berarti sudah mulai menanjak dewasa.
“Usia 21an menjadi tolak ukur kedewasaan. Dimana secara psikologis, seseorang yang menginjak usia 21 tahun dianggap sudah cukup mampu dalam hal perencanaan, pengambilan keputusan, serta konsekuensi akibat tindakan,” ujar pak ustad begitu biasa di panggil.
Untuk itu, lanjut pak ustad, kita harus memahami bagaimana bertindak yang baik dan keputusan apa saja yang harus diambil.
“Kenapa? Karena usia 21 an akan membentuk diri kita selamanya,” Tutur Pria ramah yang sekarang ini dipercaya memang amanah sebagai kepala SMA PT Hayatan Thayyibah.
Manajemen Diri Kunci KeberhasilanĀ
Manajemen diri adalah keterampilan penting yang setiap individu perlu kembangkan untuk mencapai kesuksesan dan kepuasan pribadi.
“Kemampuan kita untuk mengatur waktu, mengelola emosi, dan mengambil keputusan yang tepat, insyaAllah akan mempengaruhi kualitas hidup dan pencapaian tujuan kita,” ujar Zaenal Arifin.
Apalagi Sekarang ini, dengan berbagai tanggung jawab yang diembannya, mau tidak mau menurut pak ustad ini kita harus mampu menjaga ritme kerja supaya tidak salah dalam mengambil keputusan terbaiknya.
“Yang jelas kita harus memahami apa yang menjadi tanggung jawab kita dalam menjalankan roda organisasi, terutama dalam mengatur sekolah ini,” imbuhnya.
Menurutnya, memanage diri itu sangat penting, atau boleh dikatakan bahwa itu kunci keberhasilan diri kita.
“Kita mampu memanajemen diri, berati kita juga mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Allah SWT berfirman dalam surat Al Asr ayat 1 – 3, Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan kesabaran,” tandasnya.
Ada beberapa hal yang dilakukan oleh pak ustad ini dalam memanage diri, antara lain melakukan kegiatan berdasarkan skala prioritas baik dari sisi waktu maupun urgensitasnya.
“Mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, serta mampu memilah mana yang bisa dikerjakan sendiri, mana yanh bisa didelegasikan baik dari sisi pelaksanaan maupun dari sisi pengaturan,” ucapnya.
Menanamkan Spirit Berkah Kepada Semua OrangĀ
Sebagai hamba yang beriman kepada Allah SWT kita harus selalu banyak bersyukur dan banyak berterima kasih, tidak banyak mengeluh, dan memperbanyak ucapan terimakasih.
Zaenal Arifin menyakini kesadaran bahwa kita adalah hamba Allah yang diciptakan untuk mengabdi kepadaNya. Hal-hal baik yang ada pada diri kita merupakan nikmat dari Allah yang harus disyukuri
“Dengan bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada orang-orang yang menjadi wasilah kebaikan itu sampai ke kita,” yakinnya.
Ketika datang kesulitan yang dihadapi, Zaenal Arifin menurutkan bahwa itu pun ujian dari Allah yang harus disikapi dengan sabar sehingga menguatkan mental kita dan kita lulus ujian.
“Saat kita berbuat baik dan menghargai orang lain, selain itu merupakan tuntunan agama, pada dasarnya kita juga sedang berbuat baik dan menghargai diri kita sendiri,” tuturnya.
Ia tidak henti-hentinya selalu menanamkan Spirit Berkah kepada sesamanya, terutama kepada seluruh civitas SMA PT Hayatan Thayyibah.
“Berkah memiliki makna Ziyadatul Khair, bertambah-tambah kebaikan. Terus berinovasi, berkarya, mengupgrade diri baik wawasan, kompetensi maupun spiritual untuk mencapai Visi SMA Hatoy Unggul dalam IMTAQ, terampil berkomunikasi dan terdepan dalam IPTEK melalui Kolaborasi dan Inovasi,” ucapnya.
Pastikan Anak Dapat Pendidikan Layak
Sesibuk – sibuknya kita, jangan sampai membuat keluarga merasa kurang diperhatikan. Sebab apapun yang kita lakukan pasti pada akhirnya adalah untuk keluarga tercinta.
Begitu ungkapan dari pak ustad Zaenal Arifin untuk memastikan bahwa keluarga memang menjadi utama dan pertama dalam menjalani kehidupan ini.
“Keluarga itu adalah amanah yang diberikan Allah SWT kepada kita. Baik buruknya keluarga itu tergantung kita, bagiamana arah kita membawanya,” ucap pak ustad yang sudah nikah sejak tahun 1997 yang lalu.
Kita harus menyadari bahwa kita itu sebagai manusia mempunyai multiperan. Bagaimana caranya peran-peran tersebut dijalankan sesuai porsinya sehingga berjalan dengan baik dan optimal.
“Sebagai pimpinan sekolah, tentu dengan cara membangun sistem managerial yg baik, efektif, dan efisien waktu. Tata kelola dan pendelegasian tugas berjalan dengan baik. Koordinasi perencanaan, controling pelaksanaan dan evaluasi hasil untuk perbaikan berkelanjutan,” tandas pria ramah yang sudah dianugerahi 3 putra, 2 putri, serta seorang mantu dan seorang cucu.
Tapi disisi lain kita juga mempunyai peran sebagai kepala keluarga yang tidak kalah pentingnya.
“Kita harus memastikan anak-anak kita mendapatkan terbaik, pendidikan yg layak, baik di rumah maupun di sekolah,” ujarnya.
Sebisa mungkin kita harus mendampingi anak-anak, harus bisa meluangkan waktu meksipun kita di sibukkan dengan berbagai kegiatan.
“Seperti meluangkan waktu Maghrib dan Subuh untuk mereka belajar ngaji kepada ayah atau ibunya. Atau bada Isya saat mereka minta ditemani mengerjakan PR atau persiapan ulangan,” tekannya.
“Dan yang tak kalah pentingnya adalah family time saat waktu liburan, kita full kan waktu untuk bersilaturahim kepada keluarga ataupun mengunjungi tempat rekreasi, sesekali berenang bersama, pasti itu akan membawa keluarga kita penuh dengan keharmonisan,” pungkasnya. (sya)