Sosok Jaja Jahidin, Seorang pendidik yang tulus dan ikhlas mendarmabaktikan pada tempatnya mengabdi, namun disisi lain ternyata dirinya juga seorang yang penuh dengan kreatifitas dan inovatif. Apa saja yang dilakukan?
SUKABUMITIMES.COM – Jaja Jahidin, yang saat ini dipercaya mengemban amanah sebagai Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Sukabumi merupakan seorang yang mempunyai kreativitas tinggi, terutama dalam membuat seni penataan taman.
Hal ini nampak saat dirinya mendesain dan membuat taman anak yang mempesona di area sekolah yang dipimpinnya.
Meskipun dirinya seorang kepada sekolah, namun tampak tidak ada rasa gengsi untuk terjun langsung untuk membuat taman anak yang indah.
“Sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi orang banyak, apalagi untuk anak didik, untuk apa itu gengsi, justru kita harus memberi contohnya dengan terjun langsung,” kata kepala SMPN 1 yang ramah ini.
Apa yang dilakukan karena dilandasi dengan penuh kecintaannya pada tempatnya mengabdi, ditambah dengan kreativitas dan hobi, Jaja selalu melakukan inovasi-inovasi tentang banyak hal selama dirinya menjadi kepala sekolah.
Di sela-sela waktu senggang dirinya saat di temui sukabumitimes.com, Jaja mengatakan hal ini di lakukan karena ada waktu luang yang bisa di manfaatkan.
“Juga banyak bahan bekas yang bisa di manfaatkan, ya akhirnya saya mencoba membenahi taman di lingkungan sekolahan yang sudah kurang enak dipandang mata. Nah, dari sinilah ide itu muncul,” kata Kepala SMPN 1 Kota Sukabumi yang murah senyum itu.
Dirinya menceritakan bahwa keahlian yang dimilikinya dalam bidang seni penataan taman ini berawal dari hobi dan sudah sejak dari dulu ketika awal menjadi kepala sekolah.
“Ini juga sedang melakukan penataan lingkungan sekolah, karena kan sebentar lagi akan ada penilaian Adipura untuk kota Sukabumi,” ujarnya.
Masih apa yang diutarakan Jaja Jahidin, teknik pembuatan taman anak itu, sebelumya perlu diketahui posisi dan bentuk halaman.
“Insting mempunyai peran tidak sedikit dalam merencanakan dan membuat taman anak, tidak boleh sembarang asal buat, kalau asal mungkin tidak akan terlihat bagus,” lanjutnya.
Demikian juga dengan aspek lingkungan, dalam pembuatan taman anak kita perlu melihat situasi lingkungan.
“Dengan begitu kita tahu cara bagaimana penataan reliefnya, harus padu dengan tanamannya serta ukirannya sehingga yang melihat merasa nyaman,” imbuhnya.
Dirinya tergerak hatinya dan tertarik untuk menata taman, ketika melihat taman kusam dan tidak sedap dipandang mata, apalagi taman itu milik sekolah.
“Sekolah milik kita, oleh kita, dan untuk kita. Sehingga harus kita rawat dengan sebaik-baiknya serta kalau memang ada yang harus diperbaiki ya kita perbaiki. Mungkin kalau menggunakan jasa orang lain, berapa yang harus kita keluarkan anggaranya. Intinya kalau kita mempunyai kemampuan dan kemauan, pasti di situ kita bisa merealisasikannya,” urainya.
Penataan taman ini selain sebagai hobi, juga sebagai edukasi bagi siswa karena ini kan menyangkut program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) juga.
“Ketika anak melihat apa yang kita lakukan, menjadikan ini sebagai edukasi pembelajaran buat mereka. Sehingga, ketika mereka mampu menguasai seni ini, maka mereka bisa menerapkan di lingkungan rumahnya sendiri,” pungkasnya. (rus)