Berawal dari keresahan terhadap polusi udara, khususnya di kota-kota besar di Indonesia dari Nurisma Aulani dan Arfi Aulia siswi kelas XII MAN 1 Kota Sukabumi, membuat keduanya tergerak untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Dan MYRES dianggap sebagai jalan untuk mengaktualisasikan idenya. Bagaimana upaya mereka sehingga menjadi juara 3 dalam kompetisi tingkat nasional itu?I kuti ulasannya.
SUKABUMITIMES.COM – Berawal dari keresahan Nurisma Aulani dan Arfi Aulia tentang kondisi udara, sehingga memantik untuk berbincang dan berdiskusi tentang besarnya tingkat polusi udara, terutama di kota-kota besar yang ada di Indonesia, bagaimana bahayanya polusi udara bagi kesehatan manusia.
Mereka berpikir untuk menanggulangi hal tersebut dengan mencari referensi di jurnal penelitian ilmiah, sehingga ketemu Polimer Super Absorben (PSA), namun masih menggunakan bahan sintetis.
“Dari puluhan jurnal yang kami baca dan pelajari, kemudian kepikiran PSA dari bahan alam dan ketemu dari tandan kosong kelapa sawit, namun dalam jurnal tersebut masih dimanfaatkan hanya untuk popok sekali pakai, belum pernah terlapor untuk penyerapan polutan,” ujar mereka berdua kepada sukabumitimes.com yang didampingi oleh guru pembimbingnya Viqhi Aswie di MAN 1 Kota Sukabumi pada Selasa (10/9/2024).
Keduanya bertambah semangat untuk melakukan penelitian setelah diberitahu ada lomba MYRES yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta.
“Dari ide ini kemudian kami berdua menyampaikan ke guru pembimbing, pak Viqhi Aswie. Dan dengan bimbingan beliau, kami berusaha untuk terus mencari referensi di berbagai jurnal penelitian ilmiah,” ujar Arfie Aulia yang juga saat ini mengikuti ekstrakulikuler bahasa Jepang, karena mempunyai cita-cita bisa berangkat ke Jepang.
Yang paling hebat dalam mempersiapkan proposal yang akan dilombakan di MYRES ini, mereka berdua membuat proposal beserta bimbingan hanya memakan waktu 1 sampai 2 Minggu saja.
“Dalam proses pembuatan proposal ini, kami memang mengalami kesulitan. Kami mencari referensi dari jurnal penelitian ilmiah bagaimana cara membuat proposal yang baik dan benar. Alhamdulillah pak Viqhi selalu membimbing dan mengoreksi jika ada kekurangan atau kesalahan,” ungkap Nurisma Aulani yang juga aktif di Ikatan Remaja Masjid di MAN 1 Kota Sukabumi.
“Kendala lainnya, karena jurnal penelitian ilmiah tersebut lebih banyak memakai bahwa asing, sehingga harus diterjemahkan terlebih dahulu. Apalagi jurnal yang kita pelajari itu tidak sedikit, kurang lebih puluhan jurnal,” ujar keduanya yang diamini oleh guru pembimbing, Viqhi Aswie.
Tidak putus asa, keduanya terus mencari berbagai referensi yang berkaitan dengan pembersih udara, diketemukan tapi efisiensi masih dibawah 50 persen.
“Kita terus cari-cari di jurnal lainnya juga dan diketemukan ada yang menggunakan PSA yang nilai efisiensi nya sudah tinggi, hanya saja PSA yang digunakan sintetis, dari situ kita mencoba mencari yang berasal dari alam,” ungkap mereka.
Pembuatan Proposal dan Penelitian
Setelah proposal yang berjudul “Pengembangan Polimer Super-Absorben dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Penyerap Polutan pada Teknologi Air Purifier” dinyatakan lolos 120 besar, mereka lantas mempersiapkan diri untuk presentasi mengenai proposal penelitiannya.
“Salah satu cara untuk menyakinkan juri pada saat presentasi proposal dengan cara mencari referensi yang berkualitas dan dinyatakan keabsahannya, lalu dari sisi juknis terkait sistematika pembuatan proposal, dari semua proses tentu kita mengunakan alasan-alasan yang memperkuat penelitian nantinya. Yang terpenting adalah mempersiapkan dengan perbanyak latihan presentasi proposal di sekolah yang langsung dibimbing oleh pak Viqhi. Terutama latihan prestasi yang baik, cara membuat PPT yang baik,” beber keduanya.
Tim Peneliti MAN 1 Kota Sukabumi akhirnya berhasil masuk 30 besar dan diharuskan untuk melakukan penelitian terhadap proposal yang dipresentasikan di hadapan dewan juri.
Awal proses penelitian, keduanya langsung terjun untuk mencari tandon kosong kelapa sawit di perkebunan sawit di Cikidang Kabupaten Sukabumi.
“Setelah itu kami dilanjutkan dengan pemilihan serat-seratnya yang kemudian di cuci bersih dan lanjut ke metode membuat PSA nya. Proses penelitian itu menempuh waktu satu bulan lebih. Sedangkan yang dibutuhkan sekitar dua tandan kosong kelapa sawit,” imbuh mereka.
Bukan tanpa kesulitan selama proses penelitian ini terlebih yang terkait dengan metode penelitian, masalah dalam mengatur waktu antara belajar dan penelitian.
“Alhamdulillah, pihak sekolah sangat mendukung apa yang kami lakukan, sehingga kita diberi keringanan atau dispensasi untuk mengumpulkan tugas, ketika ada tugas, serta menambah waktu ketika Sabtu-Minggu yang seharusnya kita libur, tapi kami manfaatkan untuk melakukan penelitian,” ungkapnya.
Untuk memantapkan penelitian tersebut, kami justru sering di labolatorium untuk melakukan penelitian dari pada di kelas, kecuali kalau memang ada ulangan harian, baru kami mengikutinya.
Menurut keduanya setelah mengikuti lomba MYRES ini menjadi lebih tertarik akan penelitian. Ada sisi-sisi baru, jadi kita bisa belajar hal-hal baru, kita jadi bisa tahu bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dengan benar.
Harapan terutama ditujukan ke pada temen-temen untuk mengikuti ekstrakulikuler yang disediakan pihak sekolah dengan sungguh-sungguh sesuai dengan keinginan atau bakat dan minatnya.
“Mendingan kalau kita mempunyai ide atau gagasan bisa menyampaikan secara pada Guru atau pembimbing, supaya kita cepat mendapat tanggapan dan masukan dari guru,” tutupnya.
Sementara itu, apa yang diungkapkan oleh keduanya dibenarkan oleh guru pembimbing, Viqhi Aswie. Memang pada awalnya ide mencari penyerap polutan ini berasal dari keduanya, dirinya tinggal membimbing dan mengarahkan saja.
“Kebetulan memang ada pemberitahuan untuk lomba MYRES ini. Ide dari siswi berdua lalu mengembangkan mengembangkan bagaimana mengatasi polusi udara tersebut. Yang ditindak lanjuti dengan mencari referensi di jurnal ilmiah ada yang namanya teknologi PSA adalah itu penyerap yang berasal dari bahan polimer, Seperti selulosa, dinamakan super karena mampu menyerap sampai 7 kali atau 250 lebih berat dari sampelnya,” ungkap Viqhi Aswie kepada sukabumitimes.com diruang kerjanya.
Mengikuti Kompetisi MYRES Kemenag 2024
Dijelaskan oleh Viqhi Aswie, pada awalnya dari panitia MYRES memberitahukan bahwa setiap madrasah bisa mengirimkan maksimal lima proposal di tiga bidang, yaitu Sains, Sosial Humaniora, dan Keagamaan Islam.
“Masing-masing boleh mengirimkan 5 proposal. MAN 1 Kota Sukabumi waktu itu ada lima pembimbing dengan 7 proposal yang didaftarkan pada kompetisi MYRES. Dengan rincian 5 proposal bidang sains, 1 proposal bidang sosial humaniora, dan satu proposal bidang Keagamaan Islam. Di panitia pusat terkumpul sekitar delapan ribu proposal untuk diseleksi menjadi 120 besar,” bebernya.
Dan Alhamdulillah ada 1 proposal dari MAN 1 Kota Sukabumi yang masuk dan kemudian mempresentasikan dihadapan juri secara zoom meeting.
“Lantas disaring lagi menjadi 30 besar, dan inilah yang harus melanjutkan penelitiannya, hingga disaring menjadi 6 besar yang akan mempresentasikan secara langsung di hadapan juri yang diselenggarakan di Ternate Maluku Utara yang penyelenggaraan nya dari tanggal 3 – 7 September 2024 lalu.
Masih lanjut Viqhi Aswie, adapun waktu penelitian sekitar 1 bulan yang lanjut ke presentasi melalui zoom meeting yang kemudian dipilih 6 besar. Alhamdulillah lolos ke 6 besar.
“Yang berarti tim MAN 1 Kota Sukabumi akan berangkat ke Ternate, Maluku Utara untuk mempresentasikan hasil penelitiannya di hadapan dewan juri secara langsung,” bangganya.
Selama pelaksanan grand final kompetisi KSM dan MYRES tingkat nasional yang diselenggarakan dari tanggal 3 – 7 September 2024, tim dari MAN 1 Kota Sukabumi selain mempesentasikan proposal juga akan mengelar expo.
“Sebagai bekal yang kami bawa saat expo yang dilaksanakan pada tanggal 5 September tersebut, kami membawa alat peraga, berupa Polimer Super Absorben,” tambahnya.
Alhamdulillah,atas ide ini, ternyata mendapat respon yang luar biasa dari pengunjung
“Idenya menarik dan teknologi yang dirancang sangat dibutuhkan untuk kondisi Udara saat ini,” pungkasnya. (sya)