Inggu Sudeni, Seorang Bisnisman sekaligus Entrepreneur yang kemudian mewakafkan diri menjadi anggota DPRD Kota Sukabumi, semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat. Bagaimana pemikirannya untuk pembangunan Kota Sukabumi?
Keberanian terjun ke dunia politik, harusnya disertai dengan persiapan yang matang, bukan hanya masalah materi saja, namun yang terpenting adalah suatu konsep dalam pemikiran dan langkah aksi ke depannya. Atau dengan kata lain, setiap konsep yang dibuat harus mampu mengejawantahkan dalam tataran praktis dan aplikatif.
Terutama untuk menjadi anggota DPRD, bukan bekal pepesan kosong belaka, justru sebagai seorang legislatif dituntut mampu menjadi orang yang serba bisa dan serba paham (multitasking).
Anggota Legislatif terpilih dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Daerah Pemilihan 1 (Cikole, Citamiang) Kota Sukabumi ini menyatakan kesiapannya untuk ditempatkan di manapun berada.
“Untuk saat ini karena belum pelantikan ya, jadi belum tahu kedepannya sewaktu di DPRD kota Sukabumi sama partai mau ditempatkan di komisi berapa. Di DPRD kota Sukabumi itukan ada tiga komisi ya, komisi 1 ,2 dan 3 yang mana mempunyai tugas yang berbeda antara komisi satu dengan komisi lainnya, meskipun ada tugas umum, yaitu legislasi,” kata Inggu kepada sukabumitimes.com ketika diwawancarai disalah satu pusat kebugaran di Kota Sukabumi, Jumat, 28/6/2024).
Sebagai anggota dewan, kita tidak bisa egois bahwa kita itu milik partai atau justru inilah saya, bukan seperti itu, namun justru harus menyadari bahwa kita itu milik masyarakat dan harus berkomitmen menjadi kepanjangan tangan masyarakat.
“Jika kita sudah berada di dalam gedung dewan, kita sudah tidak bisa egois membawa nama partai, meskipun di sana ada juga yang namanya fraksi. Namun yang harus kita utamakan adalah bagaimana tanggung jawab kita pada masyarakat atau konstituen yang mendukung dan memilih kita. Kita menjalankan sebaik mungkin yang sudah Allah SWT berikan berupa amanah menjadi perwakilan masyarakat, ya harus bersuara terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan kita mendorong pemerintah di sini eksekutif pada hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama untuk kemajuan kota Sukabumi,” prinsipnya.
Sebagai Anggota DPRD, lanjut Inggu Sudeni, tentu jika kita ditempatkan di manapun harus siap menjalankan amanah tersebut, namun jika kita ditugaskan itu yang sesuai dengan latar bekang kita tentu akan lebih bagus, sesuai dengan background, sesuai keahlian.
Menurut pandangan owner Java Fried Chicken ini sebenarnya untuk kota Sukabumi saat ini masih banyak yang harus di evaluasi. Banyak pekerjaan rumah (PT) menanti supaya bisa tumbuh kembang dengan baik dan masyarakat makin sejahtera.
“Kota Sukabumi merupakan salah satu kota terkecil di Jawa Barat, selain Cimahi juga Cirebon. Namun kita Jangan kalah dengan daerah yang lainnya. Secara umum, di Indonesia ada beberapa kota kecil, meskipun mereka masuk kota kecil tapi tingkat kemajuannya tenyata diatas Kota Sukabumi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) nya jauh diatas kita, demikian jga dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” tambah Inggu Sudeni yang sudah berkeluarga dan dikaruniai 3 anak ini.
Kota Sukabumi inikan luas wilayahnya sekitar 48 km², namun masih ada kota yang lebih kecil dari Sukabumi yang ternyata APBD nya mencapai 2 Triliun bahkan lebih. Sementara kota Sukabumi kalah jauh atau kurang dari itu.
“Tentu hal ini akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Bagaimana kita akan menggenjot tingkat kesejahteraan, pelayanan kesehatan kalau anggarannya kecil. Itulah kira-kira pekerjaan rumah (PR) kita ke depan, baik untuk DPRD maupun pemerintah kota Sukabumi,” ulasnya.
Pemikiran dan Arah Perjuangan
Pria ramah ini mengemukakan bahwa kota Sukabumi itu memang kota yang kecil, namun jangan salah, Allah SWT menganugerahkan meskipun kota kecil tapi letaknya sangat strategis. Dekat dengan Ibu Kota Jakarta, apalagi sekarang sudah dan sedang dibangun tol, sehingga akses ke ibukota lebih cepat.
“Kota Sukabumi itu lebih disebut kota pelayanan baik jasa, pendidikan, kesehatan, maupun pariwisata. Otomatis dalam pelayanan harus maksimal, sehingga menarik orang untuk datang ke kota Sukabumi, baik itu investor maupun para wisatawan. Bisa juga dikatakan bahwa kita Sukabumi itu juga penyangga kabupaten Sukabumi. Tidak apa-apa, orang-orang wisatanya ke kabupaten Sukabumi, namun stay dan jajannya di kota Sukabumi, itu juga yang harus di pikirkan, kita harus jadi se-kreatif mungkin, Sukabumi harus menjadi kota yang mempunyai jati diri,” ungkap Aleg dari PKS dan Sekaligus Penghobi vespa ini.
Inggu mencoba memberikan pertanyaan, kalau Sekarang ditanya jati diri kota ini apa sih? Pasti Bingung orang menjawabnya dan kuliner kita itu yang khas apa sih? Tidak ada. Paling orang bilang mochi.
“Padahal kalau kita itu berani kreatif, kuliner yang harus kita jadikan ikon itu seharusnya bubur. Coba kita keliling kota Sukabumi, hampir setiap gang pasti ada bubur, apalagi setiap pagi hari, orang cari sarapan pasti kebanyakan bubur. Itu bisa menjadi daya tarik orang luar untuk datang ke kota Sukabumi,” ujarnya.
Ia mempunyai gagasan, bagaimana kalau setiap tahun diadakan festival bubur, dan jangan tanggung-tanggung dalam mengemasnya. Jadi nanti orang luar berpikir bahwa kota Sukabumi itu identik dengan yang namanya bubur.
“Mau sarapan bubur nih, yuk ke kota Sukabumi. Kita buat festival kuliner, namun kuliner yang sangat khas atau asli dari kota Sukabumi. Kalau saya melihat kuliner yang asli khas kota Sukabumi itu ya bubur. Coba itu kita kemas seunik mungkin. Insyaallah kedepannya akan kita dorong pemerintah untuk merealisasikan semua itu,” idenya.
Saat ini kota Sukabumi tidak mempunyai sumber daya alam yang memadai, perusahaan juga sedikit, maka yang harus kita lakukan kalau mengaku sebagai kota jasa pelayanan, kesehatan contohnya. Kita harus punya rumah sakit yang pelayanannya benar-benar bagus bila dibandingkan dengan daerah lain. Kabupaten Sukabumi atau Cianjur kalau mau berobat ya rujukannya ke rumah sakit yang ada di kota Sukabumi.
“Dan kondisi hari ini, Kota Sukabumi baru mengarah ke arah situ, kalau kita ibaratkan anak tangga ya step by step. Kalau kita perhatikan beberapa tahun yang lalu, kota Sukabumi itu terkesan kumuh, namun saat ini sudah menunjukkan perubahan yang signifikan. Setelah begitu, kita tinggal menyediakan transportasi yang terintegrasi. Untuk saat ini, kalau orang turun di terminal Sukabumi bingung, kalau mau ke kota naik apa? Transportasi yang terintegritas, kota jangan sampai macet, kota harus mempunyai kantong-kantong parkir, sehingga jika orang jalan itu akan merasa nyaman,” tandasnya.
Pemerintah harus konsisten dalam menegakkan aturan, tapi masyarkat juga harus mempunyai kesadaran bahwa kemajuan kota ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi tanggung jawab kita bersama. Tata kelola sampah harus terus diperbaiki.
“Sebagai contoh, sewaktu saya masih di Balikpapan, saya waktu masih jadi pedagang kaki lima tidak berani jualan di trotoar, karena disana aturannya sangat ketat,” imbuhnya.
“Kota ini dengan APBD yang sangat kecil, harus sebijak mungkin dalam pengaturan porsinya. APBD ini harus dikelola sesuai dengan urgensinya yang mana yang bisa mendorong untuk kemajuan kota Sukabumi,” pungkasnya. (sya)