Namun sejauh mana pandangan dan kiprah nya di dunia organisasi, bisnis dan perjalanan politiknya? Pantas untuk di simak.
SUKABUMITIMES.COM – Raden Koesoemo Hutaripto, seorang legislator terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) 1 (Cikole, Citamiang) dari PDI Perjuangan sudah malang melintang dan pasti masyarakat Kota Sukabumi sudah mengetahuinya.
Penulis ketika menemui Raden Koesoemo Hutaripto di salah satu resto yang ada di Sukabumi, dirinya ternyata sedang menunggu temannya. Sambil menunggu kami mengobrol santai dan berbincang bagaimana sepak terjangnya di Kota Sukabumi sehingga bisa memantapkan diri untuk andil dalam kontestasi pegelaran pemilu legislatif 2024 kemarin dengan kendaraan PDI Perjuangan.
Organisasi Tempat Berekspresi
Raden Koesoemo Hutaripto, seorang yang memang senang dengan organisasi, karena baginya organisasi itu untuk menyalurkan hasrat untuk lebih dekat dengan masyarakat, dapat andil dalam meringankan beban masyarakat yang membutuhkan, juga sekaligus sebagai ajang untuk menempa diri dan berproses kearah yang lebih baik. Kita harus sabar dan menikmati suatu proses didalamnya. Dan organisasi sekarang yang di gelutinya adalah Karang Taruna Kota Sukabumi.
Dirinya mengatakan bahwa perjalanan di organisasi yang diikutinya, yaitu Karang Taruna terbilang cepat, bahkan boleh di bilang potong kompas untuk memegang amanah jadi orang nomor satu di Karang Taruna Kota Sukabumi.
“Di Karang Taruna saya menapaki tangga dari yang paling kecil, yaitu unit di tahun 2019. Pengurus Unit itu di tingkat ke RW an, kemudian berlanjut ke pengurus Karang Taruna tingkat kelurahan. Baru kemudian potong kompas di tahun 2022 langsung memegang amanah di Karang Taruna Kota Sukabumi dan sampai saat ini,” ujar Raden Koesoemo Hutaripto kepada sukabumitimes, Jumat (31/5/2024).
Pada awal perjalanan di Karang Taruna, kondisi organisasi ini belum terlalu aktif seperti sekarang ini. Sehingga harus membangun sedikit demi sedikit.
“Waktu zaman saya masih ketua tingkat kelurahan, Karang Taruna kurang aktif, hampir 80 persen Karang Karuna tingkat kecamatan dan kelurahan belum punya SK,” tambahnya.
Dengan kondisi yang demikian, Raden membulatkan tekad untuk membenahi dan Menjalankan Karang Taruna Kota Sukabumi dengan benar.
“Tentu yang pertama kami lakukan adalah dengan membenahi administrasi terlebih dahulu, terutama masalah legal formal organisasi ditingkatannya.
“Alhamdulillah, sekarang dari pengurus unit, kelurahan sampai kecamatan semua sudah aktif dan ber SK. Dari sekitar 450 an unit yang ada, setengahnya sudah ada SK,” ungkapnya.
Selama dirinya menjadi ketua Karang Taruna Kota Sukabumi ini banyak hal yang sudah dilakukan terutama untuk membina para kaum muda. Kegiatan Karang Taruna diarahkan pada kegiatan pemuda dan remaja, dari mulai usaha, olahraga dan kegiatan positif lainnya.
“Untuk saat ini kami yang di Karang Taruna tingkat kota terus memberi support para unit. Unit-unit sekarang banyak yang mempunyai usaha sendiri, seperti usaha makanan, usaha Wi-Fi. Dan ini sudah berjalan di beberapa unit dan kelurahan,” imbuhnya.
Dirinya menjelaskan bahwa Karang Taruna dibentuk dengan mengunakan dasar hukum dan landasan dari Permensos No. 25 tahun 2019 yang didalamnya ada Maslah yang mengatur pedoman Karang Taruna.
“Fungsi Karang Taruna itu setidaknya ada dua, yaitu kegiatan yang bersifat sosial, baik pencegahan maupun penaggulangan bencana, serta mengembangkan segenap kreatifitas pemuda. Jadi kita membantu dinsos juga mengembangkan pemuda supaya kreatif dan inovatif supaya sakunya tebal, takutnya kalau saku kosong muncul kenakalan-kenakalan remaja terjadi,” jelas pria ramah dengan dua anak ini.
Lanjut Raden Koesoemo Hutaripto, program andalan yang saat ini terus dilakukan di Karang Taruna itu ada beberapa program andalan, yaitu antara lain ambulan gratis, advokasi kepemudaan, dan juga mempunyai tim penaggulangan untuk ibu dan anak.
“Beberapa waktu lalu juga ada kekerasan pada anak dan KDRT kita coba bantu untuk tanggulangi dengan dimediasi supaya tidak terjadi lagi,” tambahnya.
Pria murah senyum ini juga tidak ketinggalan andil dalam upaya penanggulangan kenakalan remaja di Kita Sukabumi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengajak remaja-remaja yang ada ditingkat bawah untuk bergabung dengan Karang Taruna.
*Alhamdulillah ternyata juga ada respon dari mereka, meskipun belum semuanya. Yang sudah (boleh dikatakan) senior akhirnya mau bergabung di Karang Taruna tingkat kelurahan maupun di tingkat kecamatan. Dan Alhamdulillah mereka kondusif, karena ada koordinasi ketika ada geng motor Yang baru remaja yang beranjak besar atau gede kita koordinasi dengan senior-senior mereka, sehingga ada pembinaan-pembinaan,” terang Raden.
Para pengurus dan anggota Karang Taruna Kota Sukabumi juga diajari untuk memulai bisnis, namun yang diupayakan itu melihat potensi yang ada di daerahnya. Sehingga antara wilayah atau dengan wilayah lainnya bisa berbeda.
“Seperti potensi bisnis yang ada di dalam Selabatu dengan adanya mochi, di tipar ada kue jahe. Mereka berkembang dari situ. Minimal mereka bantu jualin produk dari masyarakat sekitar dan harapannya kedepannya mereka dapat menjadi produser. Selain itu juga ada bekerja sama dalam hal pengelolaan perparkiran ada juga ada yang menjadi suplayer ke beberapa restoran. Secara umum kita memberdayakan sesuai dengan potensi disekitar mereka. Sehingga potensi di Lembursitu itu pasti akan beda dengan potensi di cikole,” tutupnya.
Jiwa Bebas Berekspresi, Ciptakan Peluang Usaha
Lain lagi apa yang dilakukan oleh Raden Koesoemo Hutaripto dalam dunia bisnis. Dalam membangun bisnis pribadi, itu dimulai dari semenjak dirinya lulus kuliah di Manajemen Telkom Bandung.
“Jadi saya terjun ke dunia bisnis atau usaha sudah semenjak lulus kuliah. Meskipun pada saat itu masih bisnis kecil-kecilan, semisal tempat pencucian motor, jualan sparepart untuk AC bis, serta pernah juga buka perumahan. Waktu itu kan masih bisa atas nama perorangan, kalau sekarangkan harus berbentuk PT dma persyaratannya lebih berat,” ujar Raden Koesoemo yang saat ini tengah disibukkan dengan bisnis batu hijaunya yang sudah berlangsung 12 tahun.
Jadi dalam dunia bisnis ini, saya anggap sebagai perjalannan panjang yang saya alami. Jatuh, bangun lagi kemudian bangkit dan begitu seterusnya, sehingga saat ini dapat dirasakan manfaatnya.
“Karena jiwa saya itu pingin bebas dalam berekpresi, makanya saya dulu setelah lulus kuliah terus pilih ke dunia usaha dari pada kerja di kantoran atau perusahaan yang sangat terikat oleh banyak aturan dan waktu. Sayakan senangnya berekspresi dan berorganisasi. Dengan berekspresi punya waktu luang sehingga masih dapat berorganisasi. Coba kalau dipaku dengan aturan di perusahaan-perusahaan kan tidak bisa,” sambungnya.
Prinsip yang dipegang sampai sekarang adalah dirinya lebih senang menciptakan peluang usaha. Dan rasanya senang jika mampu membantu masyarakat dengan sedikit berbagi begitu.
“Terkadang banyak juga kadang taruna yang berkonsultasi dengan kita, kemudian kita beri stimulan. Dulu pernah ada stimulan yang dituntut untuk punya usaha sendiri, mulai dari cuci motor, Pertamini, ada juga beternak domba, ada yang ternak ikan, banyaklah. Semua itu bisa digunakan oleh temen-temen daripada bengong dan tak ada kesibukan,”pungkasnya. (sya)