SUKABUMITIMES.COM – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin didampingi oleh Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji meninjau langsung korban terdampak banjir di Kelurahan Cikondang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi pada Rabu (6/11/2024).
Bencana alam yang melanda kota Sukabumi pada Selasa (5/11/2024) kemarin, mengakibatkan setidaknya 93 titik terdampak langsung yang berupa banjir limpasan dan longsor, sehingga membuat kota Sukabumi seakan lumpuh.
Salah satu yang paling parah adalah di kelurahan Cikondang. Kontur tanah yang rendah dan sejajar dengan sungai Cikondang mengakibatkan banyak rumah warga yang terendam air.
Tampak salah satu rumah warga yang berada di ujung yang paling parah, karena rumah bagian belakang yang langsung berbatasan dengan sungai jebol, yang mengakibatkan kulkas, perkakas dapur semua hanyut terbawa derasnya arus sungai Cikondang.
Disela-sela tinjuan langsung ke wilayah bencana, Bey Machmudin sempat mendatangi rumah yang paling terdampak tersebut, dilanjutkan dengan mengunjungi warga di pengungsian sementara yang masih satu lokasi dengan wilayah terdampak langsung banjir di kelurahan cikondang.
Dalam kesempatan ini, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengungkapkan, jika melihat dari dampak cuaca ekstrem kemarin, ternyata lumayan berat juga bagi masyarakat.
‘Tadi juga pak Wali Kota menyampaikan untuk bersih-bersih dari BPBD dan juga masyarakat yang terkena dampak banjir ini,” ungkap Bey Machmudin kepada sukabumitimes.com disela-sela tinjauan bencana banjir di Kelurahan Cikondang pada Rabu (6/11/2024).
Untuk itu, dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati, karena sesuai dengan prakiraan BMKG, justru puncak hujan ekstrem ini mulai akhir November 2024 samapi Februari 2025.
“Mengenai kerusakan bangunan akibat banjir ini baru di asesmen oleh BPBD kota Sukabumi,” ujarnya.
Saat kunjungan tersebut, Bey Machmudin juga sempat mendapat keluhan dari para pengungsi.
“Tadi masyarakat menyampaikan keluhan masalah baju basah semua dan kalau bisa ada tempat pengungsian,” ucapnya.
“Mengenai kebutuhan bagi para korban terdampak bencana ini sedang di identifikasi,” tambahnya.
Mengenai penggantian rumah yang rusak, pihaknya mengaku akan segera berkoordinasi dengan BNPB mengenai perbaikan rumah itu.
“Ini juga menunggu dulu ditetapkan tanggap darurat apa tidak. Karena kalau penggantian rumah itu dari BNPB, kalau pemerintah kota itu hanya perbaikan,” ucapnya.
Menurutnya, bencana yang terjadi di kota Sukabumi ini disebabkan oleh intensitas hujan sangat tinggi.
“Hal ini sama dengan yang terjadi di kabupaten Bandung 2005 silam, tapi tidak sebesar ini,” imbuhnya.
Ia mengemukakan, persoalan mendasar jika kita lihat tadikan banyak sampah, jadi masyakarat juga jangan membuang sampah sembarangan.
“Selain itu banyak rumah banyak yang melanggar garis badan, sehingga menambah kecepatan air masuk ke dalam rumah. Jadi kami mohon juga kepada masyarakat dalam membangun rumah mematuhi aturan yang ada,” sarannya.
Tidak lupa dirinya juga berpesan kepada pihak pemerintah kota dan kabupaten di Jabar supaya tertib dalam memberikan ijin masyarakat yang akan membangun rumah.
Masih kata Bey Machmudin, mencermati dari musibah yang terjadi pada saat ini, maka tata ruang perlu untuk diperhatikan ulang di kota Sukabumi.
“Tapi di satu sisi juga harus diperhatikan masalah anggaran, kalau mau merelokasi sebanyak itu, sepertinya tidak mungkin,” ujarnya.
Untuk itu, maka langkah awal yang harus kita lakukan adalah bersih-bersih, kemudian jangan membuang sampah sembarangan.
“Pihak pemerintah provinsi sudah mengingatkan untuk siaga di musim hujan yang ekstrem ini dari Oktober 2024 sampai April 2025,” bebernya.
“Status untuk saat ini di Jabar adalah siaga darurat, ” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD kota Sukabumi Novian Rahmat Taufik menjelaskan, sampai saat ini 93 titik bencana alam di Kota Sukabumi.
“Ada 255 unit bangunan mengalami kerusakan mulai ringan sedang hingga rusak berat. 200 KK dan 509 jiwa terdampak bencana alam,” jelasnya.
Masih lanjut Novian, ada 65 jiwa harus mengungsi di rumah saudara atau tetangga.
“Adapun rinciannya, yakni 53 warga Kelurahan Cikondang Kecamatan Citamiang, 5 Karangtengah, 3 Citamiang dan 4 jiwa di Tipar,” lanjutnya.
Untuk saat ini petugas BPBD Kota Sukabumi sudah mendirikan dua tenda di Kelurahan Cikondang dan satu di Kelurahan Tipar, sebagai langkah kesiapsiagaan bencana.
“Warga kebanyakan mengungsi di rumah saudara atau tetangga terdekat,” pungkasnya. (sya)