SUKABUMITIMES.COM – Menjadi seorang penyiar, khususnya penyiar radio adalah panggilan hati.
Itulah yang pertama kali diungkapkan oleh Sri Siswanti saat diwawancarai oleh sukabumitimes.com di ruang kerjanya di Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) kota Sukabumi.
Sri Siswanti yang akrab dengan panggilan Mbak Tyas itu memaknai panggilan hati itu sebuah perasaan seseorang yang mendalam.
“Mendorong seseorang untuk memberikan yang terbaik dan menemukan makna yang lebih dalam terhadap apa yang mereka lakukan,” ungkapnya.
Mbak Tyas melanjutkan bahwa ketika seseorang bekerja dengan hati, hal itu dapat membawa dampak positif tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi lingkungan sekitar dan masyarakat secara luas.
Eksistensi dan kesungguhan sebagai penyiar radio di LPPL radio Swara Perintis milik Pemkot Sukabumi ini membuahkan hasil dengan diganjar penghargaan oleh Pemerintah kota (Pemkot) Sukabumi.
Penghargaan ini diberikan langsung oleh Pj. Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji di Gedung Juang 45 pada Kamis (15/8/2024).
Penghargaan ini diberikan sebagai buah dari keberhasilan Sri Siswanti menjadi penyiar terfavorit tingkat Jawa Barat (Jabar) tahun 2023 dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jabar.
“Syukur Alhamdulillah dan tentu saja senang, bangga ternyata Pemkot Sukabumi sangat memperhatikan ASN yang berprestasi,” Syukurnya.
Penyiar yang juga ASN di Diskominfo Kota Sukabumi ini menceritakan bagaimana awalnya berhasil penyabet penghargaan sebagai penyiar terfavorit se-Jabar tahun 2023.
“Pemilihan penyiar terfavorit inikan dilakukan dengan sistem voting, karena saya kan banyak fans yang mendukung hingga pada akhirnya Alhamdulillah dapat memutus dominasi penyiar dari Dahlia FM Bandung yang sudah dua thun beruntun memenangkan penghargaan sebagai penyiar terfavorit versi KPID Jabar,” katanya.
Tyas tidak lupa juga mengungkapkan bahwa dirinya itu terjun ke dunia jurnalis (penyiar radio) sebenarnya mengalir dari darah bapaknya.
“Bapak kan juga seorang musisi, yaitu suka main musik sebagai gitaris. Bapak yang main gitar dan saya yang menyanyi. Darah ini ternyata sekarang juga mengalir ke anaknya, Fira yang menjadi seorang MC,” ungkapnya.
Perempuan yang supel dan baik hati ini menjadi seorang penyiar sudah mengarungi perjalanan panjang di radio milik Pemkot Sukabumi ini.
“Saya sudah menjadi penyiar dalam tiga era di LPPL Radio Swara Perintis ini. Dari tahun 1990 an jadi penyiar di Sturada, kemudian berganti menjadi RSPD, dan Sekarang bernama LPPL Radio Swara Perintis,” ceritanya.
Menurutnya untuk menjadi penyiar yang baik dan banyak penggemarnya itu sebenarnya susah-susah gampang.
“Saya berusaha untuk bisa menarik pendengar dengan gaya siaran yang santai, menghibur, dan edukatif. Gak kaku, ketika talk show anggap narasumber teman ngobrol dan suasana dibuat secair mungkin tapi tetap menggunakan etika radio. Gunakanlah bahasa yg tdk melanggar sara, etika dan jangan sampai menggunakan lagu-lagu yang melanggar aturan,” pungkasnya. (sya)