SUKABUMITIMES.COM – Penjabat (Pj.) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji menghadiri kegiatan pembukaan Team Building Activities Percepatan Pencegahan dan penurunan Stunting tingkat Kelurahan Situmekar Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi yang dilaksanakan di Taman dan Area Rekreasi Selabintana Converence Resort Kabupaten Sukabumi, (3/7/2024).
Pj. Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji sangat mengapresiasi kegiatan pembukaan Team Building Activities Percepatan Pencegahan dan penurunan Stunting tingkat kelurahan yang digagas oleh lurah Situmekar seperti sekarang ini.
“Sekali-kali dilaksanakan diluar, supaya tidak membosankan, cari suasana baru dan tentunya bisa menambah semangat dalam berjuang bersama menurunkan angka prevelensi stunting,” kata Kusmana Hartadji dalam sambutannya.
Fokus utama kita lanjut Kusmana, yang jadi perhatian dalam percepatan penurunan angka prevelensi stunting di kota Sukabumi adalah tentang kenaikan angka stunting, yaitu dari 19 persen menjadi 26 persen.
“Nah dari sini kita harus mengetahui tolok ukur akan kenaikan tersebut. Kita juga harus mengetahui sasaran yang pasti, supaya lebih terarah dan memudahkan dalam mencari solusi dan penanganan stunting. Kita harus mengetahui By name, by addres dan by lokasi,” jelasnya.
Ia juga berpesan kepada para kader posyandu, dalam menangani stunting ini, jangan sampai lupa juga dengan anak atau cucu sendiri.
“Ibu-ibu sekalian jangan sampai terlena mengurusi anak orang lain, sampai melupakan keluarga sendiri. Semua harus berimbang, justru kader posyandu bisa menjadi contoh,” pesannya.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap para kader posyandu dalam percepatan dan menekan angka prevelensi stunting perlu adanya insentif lagi.
“Insyaallah dalam anggaran perubahan sudah diusahakan adanya insentif bagi kader posyandu, meskipun tidak besar, namun jangan sampai mengurangi keikhlasannya,” ujarnya.
Sementara itu, Pj. Ketua TP-PKK kota Sukabumi, Diana Rahesti menekankan menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting sebagai upaya untuk menambah pengetahuan diantara para kader posyandu serta dapat membangun kebersamaan dan pererat gali silaturahmi.
“Kita harus memahami dan memperhatikan bagaimana fase-fase dalam upaya menangani stunting. Fase calon pengantin (catin), ibu hamil dan ibu menyusui,” jelasnya.
Dalam fase ibu hamil dan menyusui harus menjadi perhatian dan ini sangat penting dalam membentuk dan tumbuh kembang anak kedepannya.
“Harus diperhatikan asupan gizi yang akan dimakan ibu hamil dan ibu menyusui itu sangat penting, harus dipantau dan diingatkan asupan nutrisinya. Fase bayi 0 – 59 bulan, bagiamana Kade posyandu harus persiapkan dari mulai H – posyandu, H posyandu sampai H plus posyandu, nanti ada yang mendampingi, yaitu dari PLKB dan bidan, agar D/S bisa sampai 100 persen, sehingga tidak ada lagi bayi yang dalam kategori New stunting,” tekannya.
Diana Rahesti juga mengingatkan dalam upayanya percepatan penurunan angka prevelensi stunting ini adalah bagaimana menghadapi masyarakat supaya bisa diterima dengan baik.
“Kita itu harus memahami psikologi masyarakat, karena masyarakat beragam tidak sama satu dengan yang lainnya atau masyarakat itu sangat heterogen,” ingatnya.
Ia juga mengajak kepada semua pihak bahwa percepatan penurunan stunting adalah tugas kita bersama, baik pemerintah, keluarga maupun individu. Bersama kita untuk menangani dan mencegah stunting pada anak-anak agar tumbuh kembangnya sesuai dengan perkembangannya. (sya)