Betti Karliati, Guru SMAN 1 Kota Sukabumi Diganjar Disdik Jabar: Pemerhati Lingkungan dan Berkelanjutan pada HGN 2025

SUKABUMITIMES.COM – Suatu kebanggaan bagi keluarga besar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Sukabumi, karena salah satu gurunya mendapat penghargaan bergengsi dari Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar.

Sebut saja Betti Karliati, mendapat penghargaan sebagai guru inspiratif kategori pemerhati lingkungan dan berkelanjutan se-Jabar.

Penyerahan penghargaan bergengsi dalam bidang lingkungan ini diserahkan langsung oleh Kepala Disdik Jabar Purwanto setelah upacara Hari Guru Nasional (HGN) yang bertempat di Kantor Disdik Jabar pada Selasa (25/11/2025).

Betti Karliati menceritakan kepada sukabumitimes.com bagaimana kiprah dan kepeduliannya terhadap lingkungan sehingga diganjar sebagai guru inspiratif di tingkat Jabar.

“Saya pertama kali masuk dan mengajar di SMAN 1 Kota Sukabumi ini tahun 2010 dan mengajar pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) serta tugas tambahan sebagai wali kelas dan pembina ekstrakurikuler YEC atau Youth Environmental Club,” ceritanya

YEC adalah ekstrakurikuler yang bergerak di bidang lingkungan. Saya juga aktif sebagai koordinator kegiatan Children’s Forest Program (CFP) dari organisasi Internasional dari Jepang yang bernama OISCA.

“Alhamdulillah tahun ini (2025) dinyatakan sebagai koordinator guru terbaik se-Indonesia sebagai bentuk apresiasi dari konsistensi dan influence yang saya lakukan untuk program ini,” lanjutnya.

Betti melanjutkan ceritanya bahwa sebenarnya perjalanan ini sudah sangat panjang, dirinya memulai peduli lingkungan ketika sedang menyelesaikan tugas akhir (Tesis) di PPs Universitas Pakuan (Unpak) Jurusan Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup.

“Waktu itu saya mengikuti seminar dengan narasumber dari OISCA Internasional Mr.Nakagaki pada tahun 2009 yang sedang membuat hutan bersama masyarakat Kadudampit,” ujar Betti Karliati.

Kemudian, dilanjutkan dengan penelitian terkait pemberdayaan masyarakat dan ikut terjun langsung dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh OISCA ini.

“Nah, bergabung dalam kegiatan OISCA ini menjadi titik awal komitmen saya dalam membangun kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, mengapa orang lain (Jepang) peduli, kita yang tinggal di Indonesia seharusnya lebih peduli lagi,” ungkapnya.

Tahun pertama dirinya di SMAN 1 Sukabumi bersama H. E. Komarudin mendirikan  ekstrakurikuler YEC yang menjadi sebuah wadah bagi para siswa untuk belajar dan berkontribusi terhadap pelestarian alam baik di lingkungan sekolah sendiri maupun mengedukasi dan mengajak di sekolah lainnya.

“Banyak kegiatan edukasi lingkungan dan bekerja sama dengan sekolah-sekolah mulai dari SD, SMP dan SMA/SMK, antara lain SDN Baros Kencana CBM, SMPN 3, SMPN 6, SMPN 8, SMPN 10, SMPN 16 untuk Kota Sukabumi, dan MI Kadupungur, SMK Plus Al-Farhan dari Kabupaten Sukabumi,” rincinya.

Sehingga Setiap tahun secara rutin melakukan aksi bersama dalam melestarikan lingkungan melalui kegiatan penghijauan dan greenwave setiap tahunnya.

Berkat ketekunan dan konsistensi di bidang lingkungan inilah, Betti, guru dan siswa SMAN 1 inilah secara rutin dapat kunjungan tamu dari Jepang, mulai dari petinggi OISCA, mahasiswa, maupun juga pelajarnya.

“Hampir tiap tahun kedatangan siswa SMK Jepang untuk mengadakan kegiatan pertukaran budaya dan homestay di rumah siswa SMAN 1 Sukabumi,” terangnya.

Dalam kegiatan kunjungan siswa Jepang, pasti selalu mengadakan kegiatan penanaman pohon di lingkungan sekolah, hingga sekarang SMAN 1 memiliki hutan mini sebagai bukti dari konsistensinya dalam lingkungan.

Karena konsistensinya pada lingkungan, Betti Karliati pernah terpilih untuk mewakili Indonesia sebagai Duta CFP ke Jepang. Dirinya mengaku banyak pengalaman yang didapat selama di negara Sakura tersebut.

“Kesadaran dan kedisiplinan lingkungan perlu diajarkan sejak dini, dengan cara melibatkan mereka dalam setiap aktivitas lingkungan, mulai dari memilah sampah, menyimpan sampah di dalam tas atau sakunya ketika tidak diketemukan tempat sampah, membuat sampah sesuai dengan jadwalnya, bertanggung jawab atas kebersihan kelas sehingga di sana tidak ada pegawai untuk membersihkan kelas dan masih banyak hal yang menarik lainnya,” bebernya.

Bahkan di tahun 2023 yang lalu, siswa SMAN 1 bisa berangkat ke Jepang sebagai duta lingkungan Indonesia sebagai bukti hasil edukasi lingkungan yang dilakukan.

“Tentu saja ini suatu capaian yang luar biasa dan juga jadi tantangan untuk lebih peduli lingkungan, menanamkan mindset ramah lingkungan di kalangan siswa,” imbuhnya.

Masih banyak lagi kegiatan berbasis lingkungan yang diprakarsai oleh Betti Karliati ini. Baru-baru ini, YEC SMAN 1 Kota Sukabumi menjadi penggerak Ecocamp, yakni ajang menyamakan persepsi siswa terhadap kondisi dan permasalah lingkungan yang sedang dihadapi dan perencanaan langkah nyata yang akan siswa lakukan dalam kehidupan sehari-hari mereka baik secara individu maupun berkelompok.

“Saya memahami bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya sekadar tanggung jawab individual, melainkan sebuah gerakan kolektif yang harus diperjuangkan bersama,” pungkasnya. (sya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *