Ratusan Personel Stukpa Polri Diterjunkan Bantu Korban Banjir Bandang di Cisolok Sukabumi 

SUKABUMITIMES.COM – Penanganan pascabencana banjir bandang di Kampung Tugu, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, terus mendapat perhatian dari berbagai pihak.

Ratusan personel kepolisian dari Sekolah Pembentukan Perwira (Stukpa) Lemdiklat Polri diterjunkan langsung untuk membantu warga yang terdampak, Rabu (29/10/2025).

Sejak pagi, para siswa Stukpa Polri bersama petugas gabungan dan relawan bahu-membahu membersihkan tumpukan lumpur serta material sisa banjir yang menimbun rumah warga dan fasilitas umum. Suasana kerja penuh semangat terlihat di setiap sudut kampung yang sebelumnya terendam air bah.

Waka Setukpa Lemdiklat Polri Sukabumi, Kombes Pol Satria Yushada, mengatakan, pihaknya menurunkan sekitar 300 personel untuk membantu proses pembersihan di sejumlah titik terdampak.

“Kami dari Stukpa Lemdiklat Polri turun langsung membantu warga di Cikahuripan, Cisolok. Fokus kami saat ini adalah membersihkan rumah-rumah warga dan sekolah-sekolah yang terkena dampak banjir,” ujar Kombes Satria.

Ia menjelaskan, tim juga dilengkapi dengan berbagai peralatan pendukung, termasuk mobil tangki air untuk menyiram dan membersihkan lumpur, serta alat manual seperti cangkul dan sekop.

“Kondisi medan cukup sulit karena akses jalan ke lokasi sempit, jadi sebagian besar pekerjaan dilakukan secara manual. Alat berat tidak bisa masuk, sehingga kami mengandalkan tenaga manusia untuk mempercepat proses pembersihan,” jelasnya.

Meski demikian, semangat para siswa Stukpa tidak surut. Mereka bekerja keras bersama warga, saling bahu-membahu mengangkat lumpur dan membersihkan perabotan yang tertimbun.

Ketika ditanya soal durasi penugasan, Kombes Satria menegaskan pihaknya akan menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

“Kami akan dorong semaksimal mungkin hari ini. Kalau memang dibutuhkan lebih lama, kami siap lanjutkan. Bahkan tidak menutup kemungkinan jumlah personel akan ditambah sesuai situasi di lapangan,” ungkapnya.

Ia juga memastikan bahwa keterlibatan para siswa Stukpa dalam kegiatan kemanusiaan ini tidak mengganggu proses pendidikan mereka.

“Kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan. Kami membagi tugas, ada yang fokus di lapangan untuk membantu warga, dan ada yang tetap menjalankan kegiatan akademik di kampus. Prinsipnya, kegiatan kemanusiaan ini juga bagian dari pembelajaran karakter bagi para calon perwira,” tutur Kombes Satria. (stm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *