SUKABUMITIMES.COM – Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik besar, berpotensi menghadapi ancaman gempa yang bersifat megatrust, yang dapat memicu terjadinya tsunami dengan dampak yang sangat luas.
Sebagai langkah antisipasi sejak dini, masyarakat harus memahami sehingga diharapkan mempunyai kesiap siagaan yang tinggi.
Berikut paparan dari BMKG terhadap wilayah di Indonesia yang berpotensi terdampak jika terjadi gempa megatrust:
1. Pesisir Barat Sumatera
Megatrust Sumatera ini membentang sepanjang pantai barat Sumatera dan potensi gempa hingga magnitudo 8,9 serta tsunami yang diperkirakan bisa mencapai puluhan meter.
Adapun Wilayah yang berisiko tinggi:
Aceh: Banda Aceh, Meulaboh, dan kota pesisir lainnya.
Sumatera Utara: Medan, Sibolga, Nias.
Sumatera Barat: Padang, Pariaman, Kepulauan Mentawai.
Bengkulu: Bengkulu, Mukomuko, Enggano.
Lampung: Bandar Lampung, Kalianda, pesisir Lampung.
2. Pesisir Selatan Jawa
Megathrust Jawa Bagian Selatan membentang sepanjang pantai selatan Jawa dengan potensi gempa besar disertai dengan tsunami.
Untuk Wilayah yang berisiko tinggi adalah:
Banten: Anyer, Carita, Pandeglang.
Jawa Barat: Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Cilacap.
Daerah Istimewa Yogyakarta: Yogyakarta, Bantul, Kulon Progo.
Jawa Tengah: Kebumen, Purworejo, Cilacap.
Jawa Timur: Pacitan, Trenggalek, Banyuwangi.
3. Nusa Tenggara
Megathrust di selatan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur memiliki potensi gempa dan tsunami yang signifikan.
Wilayah yang berisiko tinggi:
Nusa Tenggara Barat: Mataram, Lombok, Sumbawa.
Nusa Tenggara Timur: Kupang, Flores, Sumba.
4. Sulawesi Utara
Megathrust di lepas pantai utara Sulawesi dapat menghasilkan gempa besar dan tsunami.
Wilayah yang berisiko tinggi:
Manado, Bitung, Bolaang Mongondow
5. Maluku
Megathrust Banda di Laut Banda, antara Sulawesi dan Maluku, memiliki potensi gempa besar.
Wilayah yang berisiko tinggi:
Ambon, Ternate, Kepulauan Banda
Diskusi mengenai potensi bencana gempa bumi kembali memanas setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa gempa megathrust yang mengancam Indonesia tinggal menunggu waktu.
Peringatan ini disampaikan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, yang menyoroti kekhawatiran para ilmuwan Indonesia mengenai seismic gap terutama di Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Megathrust Selat Sunda diprediksi dapat memicu gempa berkekuatan M 8,7, sementara Megathrust Mentawai-Siberut diperkirakan bisa menyebabkan gempa dengan kekuatan M 8,9.
“Gempa di kedua segmen megathrust ini pada dasarnya tinggal menunggu waktu, karena wilayah-wilayah tersebut sudah ratusan tahun tidak mengalami gempa besar,” ujar Daryono, seperti dilansir dari Kompas.com pada Senin (12/8/2024).
Pertanyaan yang timbul di tengah masyarakat adalah bagaimana cara yang tepat untuk menghadapi potensi gempa yang tidak bisa diprediksi waktunya.
Mengingat gempa dapat terjadi kapan saja, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk siap siaga melalui upaya mitigasi yang efektif.(*/sya)